Minggu, 25 Juli 2010

Konsep dasar Asuhan Kehamilan
1. Filosofi Asuhan Kehamilan
Filosofi Asuhan Kebidanan menggambarkan keyakinan yang dianut bidan dan dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam memberikan asuhan kebidanan.
Filosofi tersebut antara lain :
• Keyakinan tentang kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses yang fisiologis/normal.
• Keyakinan tentang perempuan
Setiap perempuan adalah pribadi yang unik  Hak, kebutuhan, harapan  pengambilan keputusan
• Keyakinan tentang fungsi dan profesi
Fungsi kebidanan  memastikan kesejahteraan ibu dan bayi  Proses fisiologi harus dipertahankan  Bila ada masalah Rujuk
• Keyakinan tentang pemberdayaan
Kemampuan seorang wanita  lebih mengetahui dan memahami apa yang mereka perlukan
• Keyakinan tentang PK
Harus diberdayakan dalam menentukan keputusan mendapatkan pelayanan kesehatan
• Tidak menimbulkan penderitaan
Intervensi  ada indikasi
• Tanggung jawab
Pemberi asuhan  pelayanan yang berkualitas


2. Lingkup Asuhan Kehamilan
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setaip saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya. Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
a. Mengupayakan kehamilan sehat.
b. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan.
c. Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
d. Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.
3. Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan
• Kelahiran anak adalah proses alamiah dan fisiologis
• Menggunakan cara yang sederhana, non-interventif sebelum berpaling ke teknologi
• Aman berdasarkan fakta, dan memberi konstribusi pada keselamatan jiwa
• Terpusat pada ♀ † pada pemberi asuhan kesehatan / lembaga (sayang : )
• Menjaga privasi serta kerahasiaan ♀ agar merasa aman, nyaman dan secara emosional didukung
• Memastikan bahwa kaum ♀ mendapatan informasi, penjelasan dan konseling yang cukup
• Mendorong pada ♀ dan keluarga agar menjadi peserta aktif dalam membuat keputusan setelah mendapat penjelasan mengenai pengasuhan mereka
• Menghormati praktek-praktek adat, dan keyakinan mereka.
4. Sejarah Asuhan Kehamilan
Asumsi sebagian besar komplikasi obstetris yang mengancam jiwa ibu biasa diprediksi atau dicegah. Asuhan antenatal tradisional :
• Berdasarkan dari model yang dikembangkan di Eropa pada awal dekade abad ini.
• Lebih mengarah pada tradisi daripada rasional.
• Penekanan kunjungan adalah ada frekuensi dan jumlah daripada unsur yang mengarah pada tujuan esensial.
Pendekatan resiko dalam asuahan antenatal :
- Rasio sebelumnya tentang asuhan antenatal ialah melakukan screening untuk memprediksi “faktor-faktor resiko” untuk memprediksi suatu penyakit.
- Teori kita bisa mengidentifikasi para wanita yang bisa mengalami komplikasi dan memberi pengobatan khusus dan/atau perujukan untuk mendapat pertolongan di suatu sarana kesehatan.
Pendekatan secara resiko tidak memberikan hasil :
Sebagian besar wanita yang mengalami komplikasi tergolong sebagai ”beresiko rendah”. Studi selama 5 tahun di Zimbabwe meneliti screening tentang resiko berkembangnya komplikasi, 71% dari wanita yang mengalami persalinan berpenyulit sebelumnya tidak diprediksi dan 88% dari wanita yang mengalami perdarahan pasca persalinan tidak memiliki riwayat yang prediktif. Sejumlah besar wanita yang memiliki resiko tinggi ternyata bisa tidak mengalami komplikasi apapun 90% dari wanita yang diidentifikasi sebagai ”menghadapi resiko” ternyata tidak mengalami komplikasi.
Implikasi pendekatan resiko :
 Resiko rendah : rasa aman yang keliru
 Resiko rendah : sumber daya yang lebih sedikit, tidak adanya informasi penting
 Resiko tinggi : ketidakmudahan dan biaya yang tidak perlu
 Resiko tinggi : sistem kesehatan terlalu dibebani oleh penatalaksanaan ibu-ibu beresiko tinggi yang tidak perlu, mengurangi sumber daya yang tersedia untuk keadaan darurat yang sebenarnya.
Kesimpulan:
Pendekatan resiko bukanlah satu strategi yang efisien atau efektif untuk mengurangi angka kematian ibu :
a. Screening tidak akan membedakan wanita mana yang akan memerlukan asuhan darurat dan mana yang tidak.
b. Bahkan wanita yang beresiko pun bisa mengalami komplikasi.
c. Setiap wanita akan dapat menghadapi resiko komplikasi dan harus dapat mengakses/memperoleh asuhan kesehatan ibu yang bermutu.
d. Asuhan antenatal harus memfokuskan pada pendeteksian penyakit, bukan memprediksi penyakit.
5. Tujuan Asuhan Kehamilan
• Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ♀ dan tum-bang bayi.
• Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial, dan bayi
• Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
• Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ♀ maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
• Mempersiapkan ♀ agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif
• Mempersiapkan peran ♀ dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
6. Refocusing Asuhan
Adalah asuhan kehamilan yang diberikan pada ibu hamil dengan hal-hal yang terfokus pada kebutuhan ibu.
a. Menurut WHO agar setiap ♀ hamil mendapatkan paling sedikit 4 kali kunjungan selama periode antenatal :
- 1 x kunjungan trimester pertama (sebelum usia kehamilan 14 mingu)
- 1 x kunjungan trimester kedua (usia kehamilan 14-28 minggu)
- 2 x kunjungan trimester (usia kehamilan antara 28-36 minggu dan sesudah usia kehamilan 36 minggu).
b. Makanan selama kehamilan harus tetap dijaga dengan makan gizi seimbang.
c. Tetap kontrol ke tenaga kesehatan terdekat dan minum vitamin untuk mencegah terjadi anemia.

7. Standar Asuhan
Terdapat 6 standar pelayanan antenatal seperti berikut :
 Standar 1 : Identifikasi ibu hamil
Pernyataan standar :
- Bidan melakukan kunjungan rumah
- Berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan motivasi ibu, suami dan anggota keluarganya.
- Mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
 Standar 2 : Pemeriksaan dan Pemantauan
Pernyataan standar :
- Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal
- Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan jamin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal.
- Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS / Infeksi HIV.
- Memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas.
- Mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
 Standar 3 : Palpasi Abdominal
Pernyataan standar :
- Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama.
- Melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan.
- Memeriksa posisi bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan yang tepat waktu.

 Standar 4 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Pernyataan standar :
- Bidan melakukan tindakan-tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Standar 5 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Pernyataan standar :
- Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan tepat dan merujuknya.
 Standar 6 : Persiapan Persalinan
Pernyataan standar :
- Bidan memberikan saran yang tepat pada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat, bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.
8. Tipe Pelayanan Asuhan
Pelayanan Asuhan Kehamilan
Trimester I (ANC AWAL)
- Bangun hubungan kepercayaan
- Persiapan untuk menghadapi komplikasi
- Deteksi masalah
- Cegah masalah (tetanus, anemia)
- Dorong perilaku yang sehat
Trimester II (ANC Kedua)
- Kewaspadaan khusus tentang hipertensi akibat kehamilan
- Tanyakan tentang gejala-gejalanya
- Pantau tekanan darahnya
- Ptorein urine
Trimester III
- Kewaspadaan khusus tentang hipertensi akibat kehamilan
- Deteksi apakah ada kehamilan kembar
- Deteksi apakah posisinya normal
9. Hak-hak Wanita Hamil
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai psien/klien :
1) Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit dan institusi pelayanan kesehatan.
2) Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
3) Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa diskriminasi.
4) Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan keinginannya.
5) Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan persalinan, nifas dan bayinya yang baru dilahirkan.
6) Pasien berhak mendapatkan pendampingan suami atau keluarga selama proses persalinan berlangsung.
7) Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
8) Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
9) Pasien berhak meminta atas privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.
10) Pasien berhak meminta atas privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.
11) Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :
a) Penyakit yang diderita tindakan kebidanan yang dilakukan
b) Alternatif terapi lainnya.
c) Prognosanya
d) Perkiraan biaya pengobatan
12) Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
13) Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
14) Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
15) Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien yang lainnya.
16) Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit.
17) Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spritual.
18) Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum terjadinya kasus mal praktek.
10. Tenaga Profesional (Asuhan Kehamilan)
• Bidan Sebagai Tenaga Profesional
@ Peran Bidan Profesional
# Pelaksana
# Pengelola
# Pendidik
# Peneliti
@ Pelayanan Profesional
 Berdasarkan sikap & kemampuan profesional
 Ditujukan untuk kepentingan yang menerima
 Serasi dengan pandangan & keyakinan profesi
 Memberikan perlindungan bagi anggota profesi
@ Prilaku Profesional
 Bertindak sesuai dengan keahliannya & didukung oleh pengetahuan, pengalaman, serta pengalaman yang tinggi
 Bermoral tinggi
 Berlaku jujur, baik kepada orang lain maupun kepada diri sendiri
 Tidak melakukan tindakan coba-coba yang tidak didukung ilmu pengetahuan profesinya
 Tidak memberikan janji yang berlebihan
 Tidak melakukan tindakan yang semata-semata didorong oleh pertimbangan komersial
 Memegang teguh etika profesi
 Menyadari & mengenal ketentuan hukum yang membatasi gerak dan kewenangannya.
11. Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Asuhan Kehamilan
 Sebagai pelaksana kebidanan, Bidan mempunyai ”3” kategori tugas dalam ANC :
 Tugas mandiri
 Tugas kolaborasi/kerjasama
 Tugas ketergantungan/merujuk
Tugas Mandiri
• Memberikan Askeb pada klien selama kehamilan normal
• Mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan hamil
• Menentukan diagnosa kebidanan & kebutuhan kesehatan klien
• Menyusun rencana Askeb bersama klien sesuai dengan prioritas masalah
• Melaksanakan askeb sesuai dengan rencana
• Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien
• Membuat rencana tindak lanjut askeb bersama klien
• Membuat pencatatan & laporan askeb yang telah diberikan
Tugas Kolaborasi/Kerjasama
• Memberikan Askeb pada bumil dengan resti & pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan kolaborasi
• Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus resti & keadaan kegawatan daruratan yang memerlukan pertolongan pertama & tindakan kolaborasi
• Menentukan diagnosa, prognosa & prioritas sesuai dengan faktor resiko & kegawatdaruratan pada kasus resti
• Menyusun rencana asuhan & tindakan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas
• Melaksanakan askeb kasus bumil resti & memberikan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas
• Mengevaluasi hasil askeb & pertolongan pertama
• Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
• Membuat catatan & laporan
Tugas Ketergantungan/Merujuk
• Memberikan askeb melalui konsultasi & rujukan pada bumil dengan resti & kegawatdaruratan.
• Mengkaji kebutuhan askeb melalui konsultasi & rujukan
• Menentukan diagnosa, prognosa & prioritas
• Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan
• Memberikan askeb melalui konsultasi & rujukan
• Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas/instansi pelayanan kesehatan yang berwenang
• Membuat catatan & laporan serta mendokumenkan seluruh kejadian & intervensi
12. Issue Terkini Dalam Asuhan Kebidanan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan beberapa perubahan praktek kebidanan, antara lain :
• Perkiraan Hamaglobin pada Kehamilan
Dalam kehamilan N  kadar HB  (usia kehamilan 30 minggu)
 Periksa HB pada awal kehamilan dan diulang pada usia kehamilan 30 minggu
 HB < 9 gr%  cek ulang
 Anemia ringan  >> defisiensi besi  nasehat gizi
- Menghindari tembakau, teh, kopi
- Konsumsi makanan kaya protein dan vitamin C
13. Evidence Baset Dalam Praktek Kehamilan
Di dunia yang ideal
 Asuhan yang paling efektif bagi setiap kondisi akan diketahui
 Setiap perkara klinik akan tahu asuhan yang paling efektif bagi setiap pasien
 Setiap pekerja klinik akan mempraktikkan asuhan yang paling efektif yang diketahuinya
Di dunia nyata
 Banyak yang seharusnya sudah diketahui ternyata tidak diketahui
 Banyak yang sudah diketahui, ternyata belum diketahui oleh sebagian besar pekerja klinik
 Pekerja klinik sering tidak mempraktikkan apa yang mereka ketahui sebagai bentuk asuhan yang paling efektif.
Praktik yang berdasarkan penelitian
 Penggunan yang sistematik, ilmiah, dan eksplisit dari penelitian terbaik saat ini dalam pengambilan keputusan tentang asuhan pasien secara individu
Darimana datangnya penelitian
 Riset klinik
 Perkembangan dalam metodologi, metanalisis
 Literatur medis
Di mana mendapatkan hasil penelitian
 Enkin, et. Al. A guide to Effective Care in Pregnancy and Childbirth. Third Edition, 2000
 Database Cochrane, www. Cochanelibrary. Com
 WHO Reproductive Helath Library
 Buku panduan praktis
Bagaimana menggunakan hasil penelitian
 Tindakan-tindakan klinis dikategorikan menurut hasil penelitian :
a. Bermanfaat
b. Mungkin akan bermanfaat
c. Manfaat melebihi resiko
d. Keefektifan yang belum diketahui
e. Tak mungkin bermanfaat
f. Tidak efektif atau malah merugikan


PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HASIL KONSEPSI

1. Pertumbuhan dan perkembangan embrio
Bermula dari gepeng embrional, yang selanjutnya menjadi 3 unsur lapisan :
1. Sel Ektoderm
2. Sel Mesoderm
3. Sel Entoderm
Sel Ektoderm
 Kulit
 Rambut
 Kuku
 Gigi dan susunan syaraf
Sel Mesoderm
 Alat tulang
 Jaringan ikat
 Jantung dan pembuluh darah limfe
Sel Entoderm
- Usus
- Saluran Pernafasan
- Kandung kencing dan hati
2. Struktur dan fungsi amnion
 Jumlah 1000 – 1500 ml
 Terdiri dari bahan organik 2,3 % (protein, vernik kaseosa rambut lanugo, zat lemak dan lesitin). Bahan anorganik 97-98 % (air dan garam mineral yang larut dalam air)
Fungsi Air Ketuban
 Saat hamil berlangsung
- Memberikan kesempatan berkembangnya janin
- Menyebarkan tekanan bila terjadi trauma
- Sebagai penyangga terhadap panas dan dingin
 Saat inpartu
- Menyebarkan kekuatan his
- Membersihkan jalan lahir
- Sebagai pelicin
3. Struktur, fungsi dan sirkulasi tali pusat
• Tali pusat terdapat antara pusat janin dan permukaan foetal placenta
• Panjangnya kurang lebih 55 cm (30-100 cm) dan garis tengahnya 1-1,5 cm)
• Tali pusat diliputi oleh amnion, yang sangat erat melekat. Tali pusat terdapat 3 pembuluh darah yaitu 2 arteri dan 1 vena.
• Insertasi tali pusat pada placenta (ujung tali pusat pada placenta) mungkin terdapat di tengah placenta (insertio centralis), sedikit ke samping disebut INSERTIO PARASENTRALIS, di samping disebut INSERTIO LATERALIS pada pinggir placenta disebut INTERTIO MARGINALIS, kadang-kadang insersinya tidak pada placenta, tapi pada selaput janin yang disebut ISENERTIO VELAMENTOSA.
4. Struktur, fungsi dan sirkulasi plasenta
Pembentukan plasenta
 Sel trofoblas mendestruksi endometrium sampai terjadi pembentukan plasenta
 Terjadi nidasi mendorong sel blastula mengadakan deferensiasi. Sel yang dekat ruang exocellem membentuk ektoderm dan ruang amnion
 Pada permulaan kantung yolk sac berfungsi pembentuk darah dengan hepar, limpa dan sumsum tulang belakang pada minggu ke 2 dan 3 terbentuk bakal jantung dan PD yang menuju body stalk (bakal tali pusat)
 Villi korealis menghancurkan desidua sampai pembuluh darah
Fungsi Plasenta
 Pertukaran gas, oksigen Co, Co2 melalui difusi sederhana dalam keadaan normal, janin menyaring 20 sampai 30 cc oksigen/menit
 Pertukaran zat nutrien, elekrolit, asam amino, lemak, karbohidrat dll
 Pemindahan antibodi ibu
 Pembentukan hormon terutama progesteron dan estrogen, untuk mempertahankan kehamilan
 Sebagai alat nutrutif
 Sebagai alat pembuangan sisa metabolisme
 Sebagai alat pernafasan
 Menghasilkan hormon pertubuhan
 Sebagai alat penyalur antibodi
 Sebagai barrier atau filter
Perubahan plasenta pada akhir kehamilan
a. Bertambahnya jaringan ikat fibrosa dalam inti jonjot
b. Bertambah tebalnya selaput dasar kapiler janin
c. Penutupan kapiler kecil dalam jonjot
d. Pengendapan fibrinoid pada permukaan jonjot (jaringan mati)
Perubahan pada saat lahir
1. Penutupan arteri umbilikus, karena kontraksi otot polos dinding pembuluh
2. Penutupan vena umbilikus, terjadi setelah penutupan arterie
3. Penutupan duktus arteriosus, kontraksi otot polos dinding arteri
5. Sirkulasi darah fetus
 Ditentukan oleh faktor :
1. Foramen ovale antara kedua atrium
2. Duktus artriosus Borthali
3. Duktus venosus Arantii di dalam hepar
4. Pada umbilikus terdapat 1 vena dan 2 arteri
 Darah yang kaya O2 dialirkan melalui vena umbilikalis menuju hati  duktus venosus arantii  vena kava inferior  atrium kanan jantung
 Dari atrium kanan ke atrium kiri  foramen ovale
 Sebagian kecil ke ventrikel kanan
 Darah dari atrium kiri dipompa ke ventrikel kiri  dipompa ke aorta dan selanjutnya dialirkan ke seluruh tubuh janin
 Cabang aorta bagian bawah menjadi 2 arteri hipogastrika interna yang mempunyai cabang arteri umbilikalis
 Darah dan ventrikel kanan  paru-paru, tetapi karena paru-paru belum berkembang maka darah pada arteri pulmonalis  aorta melalui duktus arterosus Borthali
 Darah yang dialirkan menuju paru-paru dialirkan lagi menuju jantung melalui vena pulmonalis
 Darah ang menuju plasenta mil arteri umbilikalis terpecah menjadi kapileru/mendapatkan nutrisi dan O2
 Sisa metabolisme dan Co2 dilepaskan ke dalam sirkulasi ratroplasenter  ibu.
6. Menentukan usia kehamilan
Untuk HPHT Januari – Maret
 HPHT
 + 7 + 9 + 0
Untuk HPHT April – Desember
 HPHT
 + 7 – 3 + 1
7. Menentukan periode kehamilan
• Trimester I
• Trimester II
• Trimester III




Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita dan Konsepsi


1. Anatomi Genetalia Eksterna Dan Interna
a. Genetalia Eksterna
Mons Veneris
 Bagian yang menonjol di bagian sympiosis pubis
 Melindungi genetalia eksterna dan rambut pubis untuk mencegah infeksi
Labia Mayora
 Bentuk lonjong dan menonjol dari arah mons veneris ke bawah belakang, ttd 2 labia kanan dan kiri
 Panjangnya sekitar 7 – 8 cm dan lebarnya 2 – 3 cm
 Bagian luar seperti kulit biasa ditumbuhi rambut, bagian dalam menyerupai selaput lendir
 Homolog dengan scrotum laki-laki
Labia Minora
 Lipatan kulit di sebelah dalam labia mayora yang bertemu di atas membentuk prepusium klitoris
 Bagian belakang setelah mengelilingi orifisium vagina bersatu juga yang disebut fourchet
Clitoris
 Organ kecil yang erektil di atas labia minora
 Homolog dengan penis laki-laki
 Banyak mengandung urat saraf sensorik dan pembuluh darah
Vestibulum
 Berbentuk rongga bagian lateral dibatasi oleh labia mayora, bagian anterior oleh klitoris dan bagian dorsal oleh fouchet
 Sebagai muara dari uretra, 2 kelenjar skene dan 2 kel bartolini
 Terdapat introitus vagina
Hymen
 Berupa lapisan tipis yang menutupi introitus vagina
 Biasanya berlubang sebesar ujung jari sebagai tempat sekret dan darah haid
Perenium
 Terletak antara vulva dan anus
 Mempunyai susunan otot-otot dan syaraf dan pembuluh darah yang kompleks.
b. Genetalia Interna
Vagina
 Sal yang menghubungi vulva dan rahim
 Panjang dinding depan 7 – 9 cm dan dinding belakang 9 – 11 cm
 Dinding vagina berlipat ---- Rugae
 Ke dalam puncak vagina menonjol ujung servik – portio
 Fungsinya : saluran keluar mengeluarkan darah haid dan sekret dari uterus, alat koitus, jalan lahir untuk persalinan
Uterus
 Pada wanita tidak hamil terdapat dalam pelvik minor anterior, vesica urinaria dan rektum
 Terdiri dari 2 bagian
 Korpus uteri yang berbentuk segitiga
 Servik yang berbentuk silindris bagian korpus uteri antara kedua pangkal tuba disebut fundus uteri
Tuba Fallopi
 Terletak pada tepi ligamentum latum
Panjang sekitar 12 cm dan diameter 3 – 8 mm
 Terdiri dari 4 bagian
 Pars intertistisial (intramularis)
 Pars ismika
 Pars ampularis
 Infundibulum
Ovarium
 Ada 2 bagian kanan dan kiri
 Pada seorang wanita terdapat sekitar 100.000 folikel primer setiap bulan satu folikel akan matang dan keluar disebut folicel de graff
 Fungsi :
 Produksi hormon estrogen dan progesteron
 Produksi ovum
2. Anatomi Panggul
Anatomi Panggul
 Jalan lahir bagian tulang
Tulang-tulang panggul dan sendi-sendinya
 Jalan lahir bagian lunak
Otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
Tulang panggul
 Terdiri dari 4 buah tulang
 2 tulang pangkal paha (os koksa)
 1 tulang kelangkang (os sacrum)
 1 tulang tungging (os coccygis)
Tulang pangkal paha
 Os ilium (tulang usus)
- Merupakan tulang terbesar dengan permukaan anterior berbentuk konkaf : fossa iliaka
- Bagian atasnya : krista iliaka
- Ujung-ujungnya : spina iliaka anterior superior dan spina iliaka pasterior superior
Tulang pangkal paha
 Os ischium (tulang duduk)
- Bagian terendah dari os koksa
- Tonjolan di belakang tuber ischi, yang menyangga tubuh sewaktu duduk
 Os pubis (tulang kemaluan)
- Terdiri dari ramus superior dan inferior
- Ramus superior os pubis berhubungan dengan os ilium
- Ramus inferior berhubungan dengan os ischium kira-kira 1/3 distal dari foramen obturator
- Ramus inferior kanan dan kiri membentuk arkus pubis
- Kedua os pubis bertemu pada simfisis.
Tulang Kelangkang
 Berbentuk baji (melebar ke atas, meruncing ke bawah)
 Terdiri atas vertebra sakralis
 Vertebra pertama paling besar, menghadap ke depan
 Pinggir atas vertebra dikenal sebagai promontorium
 Permukaan anterior sacrum berbentuk konkaf.
Tulang Tungging
 Merupakan tulang kecil
 Terdiri atas 4 vertebra koksigis
 Berbentuk segitiga
 Pada persalinan ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran bawah panggul bertambah besar
Sendi Panggul
Terdapat 4 sendi :
1. Artikulasio Sakrokogsigeal
Pada kehamilan dan persalinan artikulasio ini dapat bergeser sedikit dan lebih longgar, pada CPD ringan kelonggaran ini kadang-kadang dapat memungkinkan lahir janin pervaginam
2. Simfisi pubis
Terbentuk dari hubungan 2 os pubis longgarnya hubungan ini menyebabkan simfiolisis yang sangat nyeri
3. Artikulasio sakro iliaka (2 buah)
Menghubungkan sakrum dan ilium memungkinkan gerakan terbatas ke depan ke belakang. Pergeseran terlalu lebar menyebabkan rasa nyeri di daerah persendian
4. Artikulasio sakro kogsigeal merupakan hubungan sakrum dan koksigis, memungkinkan os koksigis tertekan ke belakang pada waktu kepala janin lahir.
Ligamen-ligamen
 Ligamen yang terkuat di seluruh tubuh adalah ligamen yang menghubungkan os sakrum dan os ilium pada artikulasio sakro iliaka
 Ligamentum sakro tuberosum : sakrum dan tuber iskhi
 Ligamentum sakro spinosum : sakrum dan spina ischiadika
 Kedua ligamentum ini membentuk dinding posterior dari pintu bawah panggul
Pelvis
 Pelvis Mayor
Bagian pelvis di atas linea terminalis
 Pelvis Minor
Dibatasi oleh PAP (inlet) dan PBP (outlet) berbentuk saluran yang mempunyai sumbu lengkung ke depan (sumbu carus)
Bidang Hodge
Untuk menentukan berap jauhnya bagian depan anak turun ke dalam rongga panggul
 H I : sama dengan PAP
 H II : sejajar dengan H I melalui pinggir bawah simfisis
 H III : sejajar H I melalui spina ischiadica
 H IV : sejajar H I melalui ujung os cocigis
Pintu Atas Panggul (PAP)
Suatu bidang yang dibatasi oleh :
 Posterior : promontorium
 Lateral : linea terminalis
 Anterior : pinggir atas simfisis
Ukuran-ukuran PAP
 Diameter anteroposterior/konjugata obstetrica
Dari promontorium sampai ke tengah permukaan poterior simfisis (merupakan ukuran terpendek)
 Konjugata diagonalis
Jarak bagian bawah simfisis sampai ke promontorium pada panggul normal promontorium tidak teraba dengan jari (12 cm)
 Konjugata vera
Jarak pinggir atas simfisis dengan promontorium, diperoleh dengan mengurangi CD dengan 1,5 cm
 Diameter transvera
Jarak terjauh garis lintang PAP (12, 5 – 13 cm)
 Diameter obliqua
Garis antara persilangan konjugata vera dengan diameter transvera ke artikulasio sakro iliaka (13 cm)
Pintu Bawah Panggul (PBP)
 Batas setinggi spina ischiadika
 Jarak kedua spina : diameter bispinosus (9, 5-10 cm)
 Batas bawah PBP berbentuk segi empat panjang
- Anterior : arkus pubis
- Lateral : tuber iskhi
- Posterior : os cogsigis dan ligamentum sakrotuberosum
 Ukuran arkus pubis normal 90°
 Diameter anteroposterior PBP diukur dari apeks arkus pubis ke ujung os cogsigis
Jenis panggul (Caldwell-Moloy)
 Gynecoid
 Platipeloid
 Antropoid
 Android
3. Siklus Hormonal
• Ovulasi adalah proses pelepasan ovum sel benih wanita yang dipengaruhi hormon
• Sel telur muda pada masa pubertas karena pengaruh FSH  folikel de graff
• Folikel de graff pada saat ovulasi akan pecah dan mengeluarkan sel telur
• Setelah ovulasi sel-sel granulosa dari dinding folikel de graff mengalami perubahan dan mengandung zat warna kuning yaitu Lutein
• Folikel berwarna kuning korpus luteum bila terjadi konsepsi korpus luteum gravidarum bila tidak terjadi konsepsi  korpus luteum menstruasi  corpus albican
4. Ovum dan Sperma
Ovum
 Adalah sel benih wanita, sel yang paling besar di dalam tubuh
 Ovum terdiri dari :
- Nucleus ( inti sel )
- Sitoplasma
- Corona Radiata
- Zona pellucida
Sperma
 Spermatozoa adalah sel benih laki-laki matang ukurannya lebih kecil dari ovum, panjangnya 0,05 mm
 Dalam air mani tardapat sebanyak ± 100 – 120 juta tiap cc
 Spermatozoa tdd :
a. Kepala : memiliki mahkota, acrosome yang berisi enzim hyalundase dan terdapat inti sel
b. Badan : Mitocondria yang berfungsi menyimpan energi untuk pergerakan
c. Ekor : memiliki panjang rata-rata 30 cm dan pergerakannya seperti ular

5. Fertilisasi dan implantasi
Fertilisasi
 Proses pembentukan, pematangan dan bertemu kedua sel gamet, merupakan preliminari untuk kemudian berfungsi membentuk zigot (individu baru)
 Tahap-tahap proses fertilisasi :
a. Penembusan korona radiata
 Corona radiata terdiri atas sel epitel folikular
 Sel tersebut berperan dalam proses kemotaktis dan induksi reaksi akrosom
b. Penembusan zona pelusida
 Terjadi penempelan sperpatozoa pada lapisan zona pelusida
 Permeabilitas zona pelusida berubah ketika kepala spermatozoa menyentuh permukan oosit
 Terjadi pembebasan enzim lisosom dari granul korteks yang melapisi membran plasma oosit, sehingga terjadi perubahan zona pelusida → terjadi hambatan penetrasi spermatozoa berikutnya
 Hanya 1 sperma untuk terjadi pembuahan
c. Fusi oosit membran plasma
 Adalah apabila sel telur dibuahi oleh sperma
 Inti sel pada kepala sedangkan ekor untuk bergerak maju. Karena pergerakan ini maka dalam 1 jam spermatozoa melalui canalis servicalis dan cavum uteri kemudian berada di tuba, menunggu kedatangan sel telur
 Jika terjadi ovulasi maka mkn fertilisasi berlangsung
 Sel telur dibuahi sekitar 12 – 24 jam setelah ovulasi, sedangkan sel mani dapat bertahan 1 – 3 hari
 Saat ovulasi sel telur masih diliputi oleh corona radiata tap spermatozoa mempunyai enzym hyalunidase yang dapat mencairkan corona radiata
 Ovum matang setelah fertilisasi – Zigot (sel diploid dengan 46 kromosom)
 Kemudian terjadi pembagian sel dari nucleus hingga telur sekarang ini membentuk 2 balstomer waktunya 29 jam 30 menit setelah ovulasi
 Kalau blastomer terus membelah – Morula
 Morula memasuki rongga uterus sekitar 3 hari setelah fertilisasi
 Akumulasi dari cairan secara perlahan di dalam morula antara balstomer menghasilkan pembentukkan blastokist, yang pada satu kutubnya terdapat massa sel kompak, massa sel kompak dalam akan membentuk bintik benih yang dari sel inilah bayi akan terbentuk, sedangkan massa sel luar akan membentuk trofoblas
 Periode embrionik berlangsung sampai akhir hari ke-7, setelah itu berkembang menjadi janin.
Implantasi
Kerjasama antara tropoblast dan endometrium
Blastosis yaitu tahapan embrional yang tertanam dalam endometrium
Blastokel yaitu rongga antar sel yang terbentuk setelah morula masuk rongga rahim
Tropoblast yatitu masa sel (sel lebih kecil), terletak dibagian luar dan membentuk dinding epitel blastokis (outer cellmass)/OCM
Embrioblast, yaitu masa sel yang terletak dibagian dalam (inner cell mass) ICM, merupakan bentuk awal embrio
OCM + sebagian jaringan embrio akan membentuk membrane ekstra embrional ( MEE ), yaitu :
1. Kantong kunir
2. Amnion
3. Plasenta
Fungsi MEE :
1. Proteksi
2. Persediaan makanan/nutrisi
3. Respirasi
4. Ekskresi
5. Pembentukan plasenta
Perkembangan Embrio/janin
Hari ke 8/minggu ke 2
1. Blastokist sebagian tertanam dalam stroma endometrium
2. Pada daerah embrioblast tropoblast berdiferensiasi membentuk sitotropoblast (sel inti tunggal) dan sinsitiotropoblast/sinsitium (sel inti banyak)
3. Sel embrioblast berdiferensiasi menjadi dua lapis yaitu hypoblast (sel kubus) dan epiblast (sel kolomnar)
4. Setiap lapesan sel membentuk cakram pipih yang disebut cakram mudigah
Implantasi yaitu penanaman hasil konsepsi di uterus, umumnya terjadi di dinding anterior atau posterior uterus dekat fundus uteri.
Nidasi terjadi pada hari ke 6 – 7 setelah konsepsi.





Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis
Pada ibu hamil trimester I,II,III

1. Sistem Reproduksi
UTERUS
Pengaruh hormon estrogen dan progesteron :
 Hipertrofi dan dilatasi otot penumpukkan jaringan fibrosa dan elastik untuk menambah kekuatan dinding uterus
 Penambahan jumlah dan ukuran pembuluh darah vena
 Dinding uterus semakin lama semakin menipis
 Uterus kehilangan kekakuan dan menjadi lunak dan tipis bersamaan dengan bertambahnya umur kehamilan
SERVIKS
 Perlunakan dan sianosis serviks  vaskularisasi dan edema serviks, hipertrofi dan hiperplasia kel. Serviks.
 Mukosa serviks mengalami poliferasi
OVARIUM DAN TUBA FALOPI
 Ovulasi berhenti selama kehamilan
 Pematangan folikel baru ditangguhkan dan hanya satu korpus luteum yang ditemukan dalam obarium
 Tuba falopi mengalami hipertropi
 Epitel mukosa menjadi gepeng
VAGINA DAN PERINEUM
 Vaskularisasi dan hiperemi kulit otot-otot perineum dan vulva  mempersiapkan ketebalan mukosa
 Hipertropi sel otot polos  menambah panjang dinding vagina
1. Payudara
Areola
 Kehamilan 12 minggu areola dan nipple mengalami penggelapan dengan diameter awal 4 cm, diameter maksimal 7 cm

Kel. Montgomery
 Kehamilan 8 minggu mulai tampak 12-13 nodul kecil di sekitar areola merupakan kelenjar sebasea yang terdapat pada puting susu yang mengalami perubahan
 Menghasilkan sebum yang menjaga agar mammae tetap lembut dan kenyal
Perubahan Mammae selama kehamilan :
Umur Kehamilan Perubahan
3 – 4 Minggu
6 Minggu
8 Minggu
8 Minggu
12 Minggu
16 Minggu  Rasa penuh pada payudara
 Pembesaran dan sedikit nyeri
 Pelebaran pembuluh darah vena sekitar mammae
 Kelenjar montgomery mulai tampak
 Penggelapan di sekitar areola puting
 Colostrum sudah mulai dikeluarkan

2. Sistem Endokrin
• Pembesaran kel. Hipofise meningkat 136%
• Pembesaran tiroid selama kehamilan  hiperplasia kel. Dan vaslularisasi (batas normal)
• Tiroksi mengalami peningkatan besar dalam plasma hingga akhir kehamilan akan menetap 15mikrogram/dl)
• Pengaruh peningkatan estrogen menyebabkan perubahan kadar hormon dan juga mengalami peningkatan jumlahnya
3. Sistem Kekebalan
Kehamilan 8 minggu telah ada gejala terjadinya kekebalan yaitu dengan adanya limfosit-limfosit yang ditemukan dalam darah. Limfosit dalam darah perifer meningkat. Terbnayak terdapat pada akhir kehamilan misalnya organ limfa. Benda-benda penangkis dibentuk oleh sel-sel limfoid dalam bentuk immunoglobulin. Sel-sel dininya ditemukan pada kehamilan 20 minggu. Pada janin immunoglobulin berasal dari ibu dan disalurkan melalui plasenta yang disebut juga dengan kekebalan pasif. Bayi mendapat kekebalan sampai 6 bulan kemudian dilanjutkan dengan pemberian immunisasi aktif.
4. Sistem Perkemihan
• BAK cenderung menetapkan frekuensinya mulai dari 6-12 minggu
• Pada usia selanjutnya, perubahan jaringan bagian bawah rongga panggul akan meningkatkan frekuensi BAK dari biasanya
• Setelah 16 minggu pembesaran uterus akan membuat ureter menjadi dilatasi untuk menampung banyaknya pembentukkan urin
• Glukosaria meningkat pada kehamilan
5. Sistem Pencernaan
• Terjadi perubahan posisi lambung dan usus akibat perkembangan uterus penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal  waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama  pengaruh progesteron  menurunkan kadar motalin
• Gusi melunak dan hiperemis
• Haemoroid  konstipasi, naiknya tekanan vena bawah uterus
6. Sistem Muskuloskeletal
• Gigi, tulang dan persendian
Masa kehamilan lebih banyak membutuhkan kalsium dan posfor terutama pada usia kehamilan mulai 16 minggu. Sendi pelviks pada saat hamil sedikit dapat bergerak, postur tubuh mengalamiperubahan karena janin memebesar dalam abdomen. Lengkung tulang belakang akan berubah untuk mengimbangi pembesaran abdomen sehingga memperlihatkan posisi tubuh yang khas (lordosis). Postur tubuh ini kelihatan sewaktu berdiri dan bagian tubuh melengkung, kedua tangan tertarik kebelakang.
• Otot
Terjadinya karena pada tungkai dan kaki, penyebabnya tidak diketahui secara pasti tetapi mungkin berhubungan dengan metabolisme kalsium dan posfor
7. Sistem Kardiovaskuler
• Peningkatan curah jantung pada kehamilan 16 minggu sekitar 40-50 % dari biasanya
• Peningkatan volume darah 25-30, sel darah merah bertambah 20% → hemodilusi
• Denyut jantung istirahat meningkat 10-15 x/menit
8. Sistem Integumen
Kulit
• Timbulnya strie gravidarum yaitu serabut-serabut elastis dari lapisan kulit terdalam terpisah dan putus, terlihat pada abdomen dan bokong.
• Adanya pigmentasi seperti linea nigra yaitu garis gelap pada midline abdomen
• Adanya cloasma gravidarum atau topeng kehamilan
• Sekresi kelenjar lemak, kelenjar sebasea atau keringat lebih banyak akibatnya ibu berkeringat dan rambut berminyak serta gangguan bau badan.
9. Metabolisme
• Basal metabolik akan meningkat selama kehamilan
• Retensi air meningkat → penurunan tekanan osmotik koloid interstisial
10. Berat badan Dan Indeks Masa Tubuh
 Bertambah sejalan dengan pertambahan uterus dan isinya
 Kemungkinan pertambahan berat badan hingga maksimal 12.5 kg adalah :
Berat Badan
Janin
Plasenta
Cairan amnion
Peningkatan berat uterus
Peningkatan volume payudara
Peningkatan volume darah
Cairan ekstra seluler
Lemak 3-4 kg
0.6 kg
0.8 kg
0.9 kg
9.4 kg
1.5 kg
1.4 kg
3.5 kg

Total 12.5 kg

 20 minggu pertama mengalami penambahan BB 2.5 kg
 20 minggu kedua penambahan BB sekitar 9 kg (0.45 gr/mgg)


11. Darah dan Pembekuan Darah
• Terjadi kenaikan volume darah 40-50% mulai dari kehamilan 8 minggu (hidremia) → hemodilusi, menetap pada akhir kehamilan → peningkatan plasma dan eritrosit (450 ml/33%)
• Leukosit bertambah karena produksi bertambah cepat sedangkan masa hidup tetap
• Sel darah merah lebih bulat (diameter lebih kecil) dan kekebalan bertambah, usia pengrusakan cepat tetapi produksi juga lebih cepat → penurunan eristrosit dan HB 10-15%
12. Sistem Pernafasan
• Perubahan terjadi karena peningkatan penerimaan O2 pada rahim
• Desakan diagfragma karena dorongan rahim yang membesar
• Pernafasan menjadi lebih pendek dan dalam dikarenakan peningkatan penggunaan O2
13. Sistem Persyarafan
• Syaraf Perifer
Tidak terdapat perubahan syaraf yang normal selama kehamilan. Terkadang gejala timbul lemahnya persendian. Terjadi perubahan postur pada kehamilan yang dapat menyebabkan kaku pada semua bagian lengan, tangan atau jari-jari. Dapat dihilangkan dengan menyokong bahu dengan bantal pada waktu tidur dan menjaga postur tubuh yang baik.
• Otak, walaupun jaringan otak tidak mengalami perubahan tapi efek psikologis mungkin saja terjadi seperti wanita yang tidak menerima kehamilannyaperasaan tidak nyaman.







Perubahan dan Adaptasi Psikologis dalam
Masa kehamilan
Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan seorang wanita dan keluarganya. Walaupun perubahan besar yang terjadi mempengaruhi semua orang.
Perubahan-perubahan psikologis
Kehamilan adalah saat-saat krisis, saat terjadinya gangguan, perubahan identitas dan peran bagi setiap orang; ibu, bapak dan anggota keluarga.
Theori Krisis
Manusia berespon terhadap krisis dengan cara yang khas. Sesuai dengan sifat dari kejadian yang mengganggu kehidupan mereka. Definisi tentang krisis dinyatakan sebagai suatu ketidakseimbangan psikologis yang mungkin disebabkan oleh situasi atau oleh tahap perkembangan.
Cara orang berteaksi terhadap krisis tergantung pada tiga factor yaitu :
1. persepsi terhadap kejadian
2. dukungan situasional
3. mekanisme coping mereka
Penyesuian awal terhadap kehamilan
Ketika wanita pertama kali mengetahui dirinya mungkin hamil, ia merasa syok dan menyangkal. Respon yang umum adalah : “ suatu hari, tapi tidak sekarang”. Range emosinya dari meningkat sampai menghilang. Walaupun ketika kehamilan tersebut direncanakan. Periode awal ketidakyakinan adalah hal yang umum terjadi.
Awal dan syok yang disebabkan karena kehamilan diikuti oleh rasa bingung dengan masalah yang mengganggu. Selama periode ini, berbagai alternatife seperti aborsi atau adopsi mungkin dipertimbangkan pada konsekuensi legal, moral, dan ekonomi. Mereka akhirnya dicapai keputusan dan rencana tindakan dibuat. Kadang-kadang tindakan tersebut, pada kenyataannya hanya tinggal rencana, sampai kenyataan tentang kehamilan tidak dapat disangkal lagi dan diterima karena pengalaman adalah terus dipertimbangkan dan ditinjau ulang terjadi proses belajar.


1. Pada kehamilan trimester I
 Respon Psikologi Trimester I
 Reaksi psikologis & emosi timbul pada beberapa wanita :
 Kecemasan
 Kegusaran
 Ketakutan
 Perasaan panik
Terhadap kehamilan & segala akibatnya
 Dalam pikiran mereka kehamilan merupakan :
 Ancaman
 Kegawatan
 Ketakutan
 Bahaya bagi dirinya
 Sikap mereka :
 Tidak hanya menolak kehamilan
 Tapi berusaha menggugurkan
 Kadang-kadang mencoba bunuh diri
 Gambaran respon terhadap rasa tidak pasti :
 Selama beberapa minggu awal kehamilan ibu ragu, apakah ia hamil/tidak
 Ia menghabiskan banyak waktu untuk membuktikannya dengan cara
 Perubahan tubuh diamati dengan cermat
 Mencari tanda-tanda kehamilan
 Membahas ketidakpastian dengan keluarga teman tentang kemungkinan hamil
 Untuk kepastiannya mereka melakukan test kehamilan
 Reaksi Terhadap ketidakpastian hamil sangat individual
 Ibu dapat menjadi sangat gembira
 Ada pula yang merasa takut terhadap adanya kemungkinan kehamilan
 Dan mengharap bukan petunjuk adanya kehamilan saat ini
 Biasanya mereka mencari kepastian dari dokter, bidan/perawat dalam waktu 12 minggu pertama tidak haid & mengharap bukan petunjuk adanya kehamilan saat ini
 Gambaran Ambivalensi (emosi & efek berlawanan timbul bersamaan pada seseorang, objek/sesuatu
 Menolak dan menerima
 Kebanyakan wanita menunjukkan ambivalen terhadap kehamilan
 Ada yang merasa saat ini bukan waktu yang tepat untuk hamil
 Sekalipun kehamilan diharapkan/direncanakan sering kali mereka mengatakan tidak berpikir akan hamil secepat itu
 Mereka merasa belum siap
 Mereka sering ingin tidak hamil sampai tercapai suatu tujuan tertentu/bila rencananya sudah matang
 Beberapa hal yang belum diketahui ibu :
 Apa arti kehamilan, dalam pengertian terjadinya perubahan dalam kehidupan
 Apa yang dapat mereka berikan sebagai hasil dari kehamilan
 Pada kehamilan pertama, seorang ibu mungkin saja khawatir tentang bertambahnya tanggung jawab
 Mereka merasa tidak yakin terhadap kemampuannya sebagai orang tua yang baik
 Beberapa ibu akan mencemaskan kehamilannya akan mempengaruhi hubungannya dengan anak yang lain
 Mereka juga mencemaskan hubungannya dengan suami
 Diri sebagai fokus utama
 Fokus utama hanya pada dirinya dan bukan pada janinnya
 Respon fisik, seperti mual dan letih sebenarnya isyarat sesuatu telah terjadi pada dirinya, walaupun kepastian tentang janin belum menentu dan tidak nyata
 Berat badan (BB) ibu belum bertambah
 Sebenarnya pertambahan BB, sebagai penentu janin tumbuh kembang
 Mereka lebih sering mengatakan ”saya hamil” dari pada ”saya akan mempunyai anak”
 Perubahan fisik dan meningkatnya derajat hormonal dapat menyebabkan emosi menjadi labil
 Mood berubah dengan cepat, dari gembira menjadi mudah tersinggung
 Ibu yang optimis menjadi lebih ingin tidur
 Menunda pekerjaan
 Keadaan perubahan itu membingungkan pasangan yang ingin ikut mempertahankan kestabilan hubungan
 Para bidan membantu menerangkan pada pasangan bahwa perubahan mood merupakan hal yang normal dan jangan menjadikan masalah yang tidak terselesaikan.
2. Pada Kehamilan trimester II
 Respon Psikologi Trimester II
 Konsep abstrak kehamilan menjadi identifikasi nyata
 Perut membesar
 Gerakan janin terasa (quickening) gerakan ini merupakan peristiwa penting, karena gerakan janin yang lembut ini menandakan bahwa kehidupan terjadi dalam rahim.
 Dokter / bidan mendengar DJJ
 Wanita sudah dapat menyesuaikan diri dengan kenyataan
 Ia mulai memikirkan, janin merupakan bagian dari dirinya yang secara keseluruhan bergantung padanya
 Sekarang ia mengatakan : ” saya akan mempunyai bayi”.
 Perubahan Fisik
 Perubahan fisik sudah jelas
 Pada wanita yang mendambakan kehamilan adanya janin menjadi terasa nyata baginya
 Rahim membesar dengan cepat dan teraba
 BB 
 Perubahan pada payudara
 Janin Sebagai Fokus Utama
 Pada trimester ini janin sebagai fokus utama
 Ibu hamil biasanya merasa sehat
 Ketidaknyamanan pada trimester pertama biasanya berkurang
 Perubahan dari ukuran dirinya tidaklah merubah kegiatan
 Wanita ingin memiliki janin sehat
 Mencari informasi tentang dietari
 Mencari informasi tentang tumbuh kembang janin
 Ia berusaha tetap energik
 Kebanyakan menyadari kemampuannya melindungi janinnya yang dimanifestasikan dalam bentuk narsisme dan introversi
 Narsisme dan Introversi
 Narsisme
• Secara harfiah ”cinta / jatuh cinta kepada diri sendiri”
• Dalam psikiatri/psikologi narsisme menandakan keterkaitan minat dan perhatian pada diri/tubuh sendiri
 Narsisme dimanifestasikan dalam bentuk :
• Hati-hati dalam memilih baju yang baik untuk digunakan
• Hati-hati memilih makanan yang dimakan
• Memilih lingkungan yang lebih nyaman dari sebelumnya
• Mereka lebih mengarahkan perhatiannya pada kehamilannya
• Mereka dapat ketakutan kalau-kalau tugasnya dapat membahayakan janin
 Introversi
• Memikirkan tentang diri sendiri
• Membesarkan kesalahannya
• Membesarkan perasaannya
• Kurang berminat pada dunia luar
 Kesan Tubuh (Body Image)
• Positif
 Dapat menerima perubahan tubuh yang cepat
 Perubahan tubuh menunjukkan pertumbuhan janin, sebagai kebanggaan diri dan pasangan
• Negatif
 Perubahan tubuh disertai kehamilan dan hiperpigmentasi
 Menurunnya daya tahan tubuh, ketidaknyamanan pelvis dan perut bagian bawah
 Perubahan dalam Seksualitas
• Tak dapat diduga, meningkat, menurun/tidak berubah
• Kenyamanan fisik/ketentraman sejalan dengan keinginan aktifitas seks
• Rasa takut keguguran dapat sebabkan menghindari hubungan seks terutama yang pengalaman kehilangan kehamilan
• Rasa bersalah berkembang ke ansietas bila aktifitas seks dikurangi.
3. Pada kehamilan trimester III
 Respon Psikologi Trimester III
• Calon ibu sudah dapat menyesuaikan diri
• Kehidupan psikologik-emosional dikuasai oleh perasaan dan pikiran mengenai persalinan yang akan datang
• Pikiran dan perasaan akan tanggung jawab sebagai ibu yang akan mengurus anaknya
 Bermacam Penjelmaan dapat terjadi :
 Semula menolak kehamilan – sekarang menunjukkan sikap positif dan menerima kehamilan
 Semula jarang memeriksa kehamilan – sekarang lebih teratur dan mendaftarkan untuk bersalin
 Persiapan perawatan bayi sudah disiapkan di rumah
 Ada dua Golongan Wanita yang Perlu mendapat perhatian, karena diliputi rasa takut
 Wanita dengan pengalaman tidak menyenangkan dalam kehamilan / persalinan sebelumnya dan primigravida yang mendengar pengalaman menakutkan/mengerikan dari wanita
 Multipara lanjut usia, kehamilan dan persalinan normal dan lancar. Kecemasan khawatir bukan pada dirinya tetapi pada janin dan anak yang lain. Siapa yang akan mengurus mereka apabila terjadi apa-apa dengan dirinya waktu melahirkan
 Pada kedua keadaan ini penting pengertian dari dokter, bidan dan keluarga
 Pendekatan psikologis yang tepat
 Kepercayaan pada dokter dan bidan akan meringankan beban penderitaannya
 Menyelamatkan ibu dan bayi
 Kerentanan
 Kerentanan meningkat pada trimester ketiga terutama hamil 7 bulan
 Sering merasakan bayi yang amat berharga dapat saja hilang/mengalami hal buruk bila tidak dilindungi sepanjang waktu
 Fantasi/mimpi buruk tentang janinnya – jadi sangat berhati-hati
 Menghindari tempat ramai oleh karena tidak mampu melindungi janinnya
 Meningkatnya kebutuhan akan ketergantungan
 Merasakan sangat mendambakan suaminya
 Meningkatnya kebergantungan pada pasangan akhir-akhir minggu kehamilan
 Dalam sehari dapat berulang-ulang menelepon suami
 Meningkatnya kebutuhan cinta dan perhatian pasangan
 Butuh kepastian dukungan dan kemampuan pasangan – agar merasa lebih mantap akan kemampuannya
 Mengharapkan pasangan mengerti perasaannya – mereka jadi rentan kalau pasangan tidak menunjukkan rasa simpati
 Persiapan untuk melahirkan
 Secara bertahap perasaan rentan akan menurun sesuai dengan situasinya
 Janin bertumbuh terus dan pergerakannya tidak lagi lembut mendorong – menyodok – menendang – merupakan ekspresi gangguan bayi terhadap kondisi sesak dan aktivitas meningkat
 Hubungan ibu dan janin berubah pengertian bayi bukan bagian dari dirinya – sesuatu yang ada di dalam – walaupun sadar terpisah tetapi ia merasa akrab
 Kebanyakan mereka menyadari kemampuannya menentukan kapan akan melahirkan
 Mereka memperhatikan tanda-tanda persalinan, menanyakan teman, keluarga yang pernah bersalin
 Banyak pasangan merasa cemas, mereka tidak sampai di RS/klinik saat melahirkan
 Mereka menyadari tentang bagaimana menangani persalinan
 Minggu terakhir kehamilan, kesadaran akan tanggal perkiraan persalinan makin meningkat didasarkan pengalaman sebelumnya
 Beberapa ibu merasa ketakutan terhadap tanggal perkiraan persalinan maupun untuk melahirkan. Ketidaknyamanan terjadi sampai tepat terjadi persalinan
 Selama trimester 3 ibu yang mendambakan dapat mengatakan ”saya akan menjadi ibu” persiapan untuk janinnya – pakaian – tempat tidur bayi – membicarakan pembagian tugas rumah tangga dengan pasangan
 Pasangan melengkapi pengetahuan tentang persalinan












Tanda-tanda kehamilan dan pemeriksaan diagnostic
Kehamilan
1. Tanda Pasti Kehamilan
. Pasti
• Pengertian Tanda-tanda pasti kehamilan
Yaitu : tanda kehamilan yang secara langsung ditemukan dari hasil pemeriksaan dan diagnosa kehamilan.
• Tanda-tanda Pasti Kehamilan
a. Adanya denyut jantung janin (DJJ) :
Bila terdengar DJJ dan frekuensinya dapat dihitung  pasti hamil
1. Dengan stetoscope Laenec : DJJ terdengar umur 18-20 minggu
2. Dengan doppler : DJJ terdengar setelah umur kehamilan 12 minggu, dengan frekuensi DJJ normal antara 12—160 x/menit
b. Adanya gerakan janin :
Primigravida : 18 minggu
Multigarvida : 16 minggu
Gerakan janin dapat diketahui dari :
 Inspeksi : Terlihat langsung gerakan tersebut di perut ibu
 Palpasi : Meraba langsung adanya gerakan janin di dalam perut
 Auskultasi : Mendengar langsung suara gerakan janin di dalam perut ibu.
Gerakan janin baru ditemukan setelah kehamilan berumur 20
minggu.
c. Adanya gambaran rangka tulang-tulang pada foto rontgen :
Bila dari foto rontgen ada gambaran rangka janin  pasti hamil. Rangka janin baru terlihat dengan foto rontgen pada kehamilan 16-20 minggu.
d. Adanya gambaran kehamilan dari pemeriksaan ultrasonografi (USG)
 Gambaran kantung kehamilan (gestational sac) umur ± 6 minggu
 Gambaran embrio umur 6 minggu
Dapat digunakan bila ada kecurigaan dalam kehamilan, seperti : Mola Hydatidosa, Blinded Ovum, kematian janin, anensefali, gameli, Hydramnion, placenta previs, dan tumor pelvis.
2. Tanda Tidak Pasti Kehamilan
Tidak Pasti
• Pengertian tanda-tanda tidak pasti kehamilan
Yaitu : Perubahan fisiologi yang dirasakan dan berdasarkan pengalaman ibu dan sebagian besar menggambarkan bahwa ibu tersebut hamil
• Tanda-tanda Tidak Pasti (Presumtif)
 Amenorea (Tidak dapat haid)
Pada wanita sehat yang telah mendapat haid teratur, maka berhentinya haid merupakan tanda presumtif hamil. Penting diketahui tanggal pertama haid terakhir  menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan.
 Mual (Nausea) dan Muntah (Vomiting/Emesis)
- Timbul terutama pada pagi hari  Morning Sickness
- Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi
- Nafsu makan ber< timbul setelah kehamilan 4 minggu
- Hilang setelah kehamilan 14-16 minggu
- Lebih sering dijujpai pada wanita yang baru pertama kali hamil
Bila muntah > 10x  Hyperemesis Gravidarum
3. Tanda Kemungkinan
Kemungkinan
• Pengertian Tanda Mungkin/Dugaan Hamil
Yaitu : Perubahan anatomi dan fisiologi ibu
• Tanda-tanda Kemungkinan Hamil
Perubahan anatomi dan fisiologi ibu / tanda-tanda objektif
1. Pembesaran perut
- Disebabkan oleh pembesaran rahim
- Kadang-kadang pada pemeriksaan dapat diraba
- Pembesaran uterus  rata, kadang di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya  tanda Piskacek (uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut).
2. Perubahan bentuk dan konsistensi uterus
- Konsistensi rahim  lunak, terutama daerah isthmus uteri
- Letakkan 2 jari dalam fomix posterior, tangan satunya pada dinding perut atas simphysis  isthmus  teraba seolah-olah corpus uterus sama sekali terpisah dari servix  tanda heger
3. Perubahan pada serviks
- Di luar kehamilan konsistensi serviks keras  ujung hidung. Umur kehamilan 6-8 minggu, terjadi pelunakan serviks  lunak (bibir/ujung bawah daun telinga)  tanda goodell’s
- Vulva dan vagina berwarna kebiru-biruan  tanda chadwick
4. Adanya Ballotement
- Ialah ditemukannya benda di dalam rahim, bila digoyangkan akan melenting. Benda yang melenting tersebut ialah badan janin yang pada umur muda badannya relatif lebih kecil dibanding jumlah air ketuban.
- Ditemukan kira-kira pada umur kehamilan 16-20 minggu.
5. Reaksi Kehamilan positif
Cara khas untuk mengetahui adanya hormon HCG dalam urin. Jadi urin dipakai sebagai bahan yang diperiksa.
6. Kontraksi Braxton Hicks
Selama kehamilan, uterus mengalami kontraksi-kontraksi yang dapat diraba, tanpa nyeri dan interval teratur mulai dari kehamilan dini palpasi : lunak  keras karena kontraksi  uterus dirangsang mudah berkontraksi KBH  membantu menyingkirkan kehamilian ektopik.
4. Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan
 Reaksi Galli Manini
Digunakan kodok jantan bufo Melanosticus. Sebelum digunakan diperiksa dahulu apakah di dalam air kencing tidak terdapat spermatozoa. Kemudian 5 ml air kencing pertama pagi disuntikan ke dalam ruangan limfe di bawah kulit perut. Bila (+) akan ditemukan dalam air kencing kodok sel-sel spermatozoa setelah 3 jam penyuntikan.
 Reaksi Friedman
Dipakai kelinci betina yang telah 2 minggu diasingkan dari kelinci jantan. Disuntikan 5 ml air kencing pagi pada vena telinga kelinci selama 2 hari berturut-turut. Sesudah didapatkan korpora ribra dan lutea yang menunjukkan adanya ovulasi.
 Reaksi Ascheim-Zondek
Dipakai 5 tikus betina imatur. Disuntikan 0,4 ml air kencing pagi enam kali dalam 2 hari. Tiap tikus menerima 2,4 ml air kencing. Seratus jam sesudah penyuntikan pertama tikus dimatikan dan diperiksa ada tidaknya korpora rubra atau lutea. Adanya kedua atau salah satu korpora rubra atau salah satu pada sekurang-kurangnya satu tikus menunjukkan reaksi (+).
 Reaksi Immunolgi
Diketahui ada tidaknya hormon human Chorionic Gonadotropin dalam air kencing. Lebih cepat, akurat dan dengan liter yang rendah reaksi telah (+).



FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN


1. Pendahuluan
Kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis yang berbahaya, tetapi merupakan proses fisiologi yang akan dialami oleh wanita usia subur yang sehat dan telah melakukan hubungan seksual, dengan demikian kehamilan harus disambut dan dipersiapkan sedemikan rupa agar dapat dilalui dengan aman. Walaupun kehamilan adalah proses alami tetapi banyak faktor yang mempengaruhi kehamilan : faktor fisik, faktor psikologis juga faktor sosial ekonomi dan budaya sangat berpengaruh terhadap kehamilan.
Status kesehatan ibu hamil dapat diketahui dengan memeriksakan kehamilannya secara rutin, menurut WHO pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal sebanyak 4 kali selama kehamilan, dengan pemeriksaan secara berkala tersebut dapat diketahui secara dini mungkin komplikasi atau penyakit-penyakit yang menyertai kehamilan, juga ibu akan mendapatkan pendidikan kesehatan mengenai faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap kehamilan.

2. Isi Materi
Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor psikiologi dan faktor sosial budaya dan ekonomi.
2.1. Faktor fisik
Faktor fisik merupakan faktor yang pengaruhnya dapat dilihat secara objektif. Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan, status gizi dan gaya hidup.
Faktor fisik di sini misalnya :
 Berat badan ibu, kenaikan berat badan ibu selama hamil adalah 6,5 – 16 Kg, rata-rata kenaikan berat badan ibu selama hamil adalah 12,5 Kg.
 Keadaan umum ibu dapat dilihat dengan melakukan pemeriksaan pandang secara keseluruhan dan berurutan mulai dari kepala sampai kaki, keadaan ibu hamil dapat dilihat dari gerak tubuh, postur tubuh dan ekspresi wajah.
 Tanda-tanda vital meliputi : tekanan darah ibu, nadi, pernapasan dan suhu tubuh ibu hamil.
 Pertumbuhan dan perkembangan janin, bisa dilihat dari tinggi fundus uteri apakah sesuai dengan umur kehamilan, dan dapat dilihat juga dari pergerakan janin pada kehamilan yang sudah besar.
a. Status Kesehatan
Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau poli klinik kebidanan, karena setiap ibu hamil menurut WHO memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal :
 Satu kali kunjungan selama trimester pertama ( usia kehamilan sebelum 14 minggu )
 Satu kali kunjungan selama trimester kedua ( antara minggu 14 – 28 )
 Dua kali kunjungan selama trimester ketiga ( antara minggu 28 – 36 dan sesudah minggu ke 36 ).
Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante Natal Care (ANC) tersebut adalah :
• Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun dapat dipastikan keadaannya.
• Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya
• Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya.
• Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan persalinan pada ibu hamil, persiapan persalinan, di mana ibu akan bersalin, siapa yang akan mengantar ibu, persiapan keuangan. Maka persalinan dapat berjalan dengan lancar, seperti yang diharapkan semua pihak.
• Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Persiapan laktasi, mengenali tanda-tanda infeksi nifas dan lain-lain, jika kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan nifas pun dapat berjalan dengan lancar.
• Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apapun.
Status kesehatan meliputi :
1. Riwayat reproduksi
Riwayat reproduksi mencakup usaha-usaha sebelumnya terhadap konsepsi, adanya infertilitas, dan hasil kehamilan yang abnormal, termasuk keguguran, kehamilan ektopik atau kematian janin berulang, kelainan bentuk uterus, cacat pada ibu, trauma dsb.
2. Riwayat kesehatan ibu
Riwayat kesehatan ibu mencakup riwayat penyakit yang dihadapi dahulu dan sekarang, seperti masalah-masalah cardiovaskular, hipertensi, diabetes, malaria, PMS atau HIV/AIDS.
Status imunisasi terutama tetanus toksoid yang diberikan 2 kali selama kehamilan, jika ibu hamil telah mendapatkan imunisasi TT WUS sebanyak 5 kali, maka ibu hamil tersebut tidak perlu mendapatkan imunisasi TT lagi.
b. Status Gizi
Status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan.
Batasan anemia pad ibu hamil menurut WHO adalah jika kadar Haemoglobin di dalam darah < dar 11 gr %.
Gizi yang adekuat selama hamil akan mengurangi resiko dan komplikasi pada ibu menjamin pertumbuhan jaringan sehingga bayi baru lahir memiliki berat badan optimal.
Ibu hamil dengan gizi yang baik akan mendapatkan kenaikan berat badan yang cukup baik, kenaikan berat badan selama hamil adalah 6,5 – 16 Kg (Sarwono), kenaikan berat badan rata-rata selama hamil adalah 12,5 Kg.
Yang harus diperhatikan adalah ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan kaya serat, protein (tidak harus selalu protein hewani seperti daging atau ikan, protein nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi) dan banyak minum air putih (8 – 10 gelas per-hari), terutama makanan sehat dan gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan energi selama hamil.
Kebutuhan gizi pada ibu hamil :
 Kebutuhan energi
Wanita sehat yang tidak hamil memerlukan energi sebesar 2000 – 2300 kkal/hari, selama kehamilan ibu hamil memerlukan tambahan kalori sebesar 300 kkal/hari, sedangkan apabila seorang remaja hamil maka memerlukan penambahan asupan kalori 400 kkal/hari.
 Kebutuhan protein
Kebutuhan protein meningkat selama hamil guna memenuhi asam amino untuk perkembangan janin, penambahan volume darah, dan pertumbuhan mamae ibu serta jaringan uterus. Kebutuhan protein pada ibu hamil 30 gram lebih banyak dari ibu yang tidak hamil, kebutuhan protein wanita tidak hamil adalah 50 gram.
Sumber protein bisa didapat dari :
Protein hewani : daging, ikan, unggas, telur, hati.
Protein nabati : kacang-kacangan, sepeeti kacang kedelai, kacang tanah Tahu dan tempe.
 Kebutuhan vitamin
Kebutuhan vitamin pada umumnya meningkat pada saat hamil, vitamin diperlukan untuk membantu metabolisme karbohidrat dan protein, salah satu vitamin yang diperlukan adalah folic acid, kebutuhan folic acid selama hamil adalah 600 mcg perhari, adapun sumber folic acid banyak terdapat pada : sayuran yang berwarna hijau, telur, jeruk, pisang dan roti.
 Kebutuhan garam mineral
Garam mineral yang dibutuhkan selama hamil antara lain kalsium, zat besi dan zat fosfor yang diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi janin, kekurangan kalsium pada ibu hamil tidak akan mengganggu pertumbuhan tulang janin, karena kalsium yang diperlukan akan diperoleh dari tulang-tulang ibu dengan demikian, biasanya ibu hamil akan mengalami karies ileh sebab itu kalsium sangat penting untuk ibu hamil.
Kebutuhan kalsium wanita tidak hamil adalah 800 mcg, ibu hamil + 150 mg, adapun sumber kalsium banyak terdapat pada jagung, brokoli, susu, keju, kuning telur dan mentega.
Kebutuhan fosfor wanita tidak hamil sama dengan bumil yaitu 600 mg. Adapun sumber fosfor adalah : susu, anggur, jeruk, kacang-kacangan, tomat dan pisang.
Kebutuhan zat besi wanita tidak hamil adalah 26 mg, bumil 30 – 60 mg. Adapun sumber zat besi terdapat pada : sayuran yang berwarna hijau, telur, kacang kedelai, tempe, tahu, hati dan lain-lain.
 Suplemen multivitamin dan mineral
Secara teknis ibu hamil tidak perlu mendapatkan suplemen vitamin dan mineral jika kebutuhan vitamin tersebut sudah terpenuhi dari makanan yang dikonsumsi ibu hamil, kecuali dalam keadaan tertentu misalnya : pola makan ibu tidak memenuhi kebutuhan, ibu hamil yang sedang sakit, ibu hamil yang masih remaja (umur < 20 tahun), ibu hamil yang kurang gizi, perlu diberikan suplemen vitamin dan mineral, terutama vitamin B 6, B 12, B kompleks, vitamin A, vitamin C, vitamin D dan vitamin E.
Sumber vitamin banyak terdapat pada sayuran, buah-buahan, daging, ikan, kacang-kacangan, telur, susu, beras merah, dan lain-lain.
c. Gaya Hidup
Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang dugunakan ibu hamil, ibu hamil seharusnya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari asap rokok. Gaya hidup pada ibu hamil yang seharusnya tidak dilakukan yaitu : subtance abuse (NAPZA), merokok, kehamilan di luar nikah dan kehamilan tidak diharapkan.
Gaya hidup selama hamil akan berdampak pada hasil akhir kehamilan :
 Pengaruh rokok
Pengaruh rokok terhadap kehamilan yaitu nikotin dapat melewati plasenta ke dalam aliran darah bayi, ini mengakibatkan bayi menerima sedikit oksigen sehingga tumbuh lebih lambat. Perokok lebih mudah terkena komplikasi keguguran, pendarahan, kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.
 Alkohol
Alkohol mempunyai pengaruh yang sama terhadap kehamilan, salah satu akibatnya adalah kelahiran anak dengan retardasi mental, di Amerika Serikat terdapat > 2 juta ibu hamil alkoholik, janin yang dilahirkan oleh ibu yang alkoholik rata-rata mengalami sindrom alkoholik janin / Fetal alkoholic syndrome (FASI), yaitu suatu sindrom gambaran wajah yang abnormal, kerdil, mengalami kelainan atau masalah perilaku kecacatan intelektual.
 Kehamilan di luar nikah dan kehamilan yang tidak diharapkan
Kehamilan di luar nikah dan kehamilan yang tidak diharapkan sangat berpengaruh terhadap psikologis ibu hamil sehingga perkembagan janin dapat terganggu Centres for Diasease Control and Preventioan (1999) memperkirakan bahwa hampir separuh dari semua kehamilan tidak diinginkan, dan terdapat bukti bahwa kehamilan ini memiliki resiko lebih besar.
2.2. Faktor psikologi
Faktor psikologis pada ibu hamil misalnya stress dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin, janin dapat mengalami keterlambatan perkembangan jika stress pada ibu hamil tidak tertangani dengan baik.
a. Stresor Internal dan Eksternal
Stresor Internal
 Peran Ibu
Menjadi ibu sesuatu yang sangat menyenangkan bagi ibu tetapi jika tidak dipersiapkan dengan baik bisa terjadi konplik pada ibu, ibu yang dulunya tidak repot dengan bayi, dengan kehamilannnya ibu merasa banyak yang harus dia lakukan untuk mempersiapkan kehamilan. Perawatan didesain untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan.


 Kondisi Janin
Pada hamil trimester pertama ibu merasa takut terjadi keguguran pada janin ibu akan sangat hati-hati dalam kegiatan, pada akhir kehamilan ibu merasa takut akan keadaan janinnya apakah sehat atau tidak, apakah janinnya akan lahir normal.
 Perubahan Bentuk Tubuh
Pada kehamilan akan terjadi perubahan bentuk tubuh ibu, ibu hamil yang dulunya langsing karena merasa risi dengan perubahan bentuk tubuhnya, ibu akan berusaha memakai baju yang menutupi bentuk tubuh supaya tidak kelihatan besar misalnya ibu masih memakai celana dan baju yang ketat. Peran bidan sangatlah penting untuk menjelaskan perubahan-perubahan secara fisiologis.
 Menerima / Menolak Kehamilan
Kehamilan terjadi karena direncanakan dan juga karena tidak sengaja, kehamilan yang tidak diinginkan salah satu faktor internal yang mempengaruhi kehamilan, ibu bisa saja berbuat nekad dengan berbagai cara untuk menggugurkan kandungannya. Ada kalanya kehamilan telah direncanakan, tetapi karena adanya keluhan-keluhan seperti mual, pusing, ibu merasa lelah serta menginginkan untuk tidak hamil pada saat ini.
Stresor Eksternal
 Suami
Ibu merasa takut tidak diperhatikan oleh suami karena perubahan fisik ibu, Ayah harus menerima perubahan tubuh sang ibu dan janin, bukti bahwa ukuran abdominal yang bertambah dan pergerakan janin menjadikan situasi krisis baru. Pertentangan antara suami-istri yang sedang hamil bukan sesuatu yang baru.
 Keluarga
Keluarga cukup berpengaruh terhadap ibu hamil keluarga besar ( jumlah anak yang banyak ) atau jarak yang terlalu jauh di mana sang kakak tidak menginginkan adik lagi karena malu atau takut tidak disayang lagi dapat mempengaruhi kehamilan.
 Lingkungan
Lingkungan berpengaruh terhadap kehamilan, lingkungan yang kurang sehat atau padat bisa berpengaruh terhadap kondisi kehamilan juga penerimaan atau perlakuan lingkungan terhadap ibu hamil, ibu merasa takut kurang diperhatikan oleh lingkungan contohnya : dalam kegiatan-kegiatan tertentu ibu takut tidak diperhatikan lagi karena kondisi ibu yang sedang hamil.
 Masalah Sosek
Persiapan kelahiran membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Ibu biasanya stress untuk menghadapi persalinan selain biaya persalinan kebutuhan bayi juga harus dipersiapkan, peran ayah harus mendiskusikan masalah ke depan, perhatian yang tinggi terhadap ekonomi keluarga sangat penting, ayah perlu menyiapkan kebutuhan-kebutuhan tersebut.



Perubahan Psikologis Trimester I
 Ibu merasa tidak sehat karena adanya mual, muntah, pusing.
 Seringkali membenci kehamilannya
 Penolakan, sedih dan kecewa
 Tidak disadarinya ibu berharap tidak hamil
 Mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya betul hamil, setiap perubahan sangat diperhatikan
 Libido cenderung menurun.
Perubahan Psikologis Trimester II
 Ibu merasa lebih sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan hormon yang tinggi
 Ibu sudah menerima kehamilannya
 Merasa terlepas dari kecemasan
 Mulai merasa ada kehadiran janinnya
 Libido cenderung meningkat.
Perubahan Psikologis Trimester III
 Periode menunggu dan waspada
 Khawatir bayinya lahir tiba-tiba
 Merasa takut bayinya lahir tidak normal
 Mulai ada rasa tidak nyaman kembali, merasa aneh dan jelek
b. Dukungan Keluarga
Tugas ayah :
 Menerima keadaan ibu, memberi support kepada ibu
 Ikut serta dalam perawatan ibu hamil
 Menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi pada ibu hamil
Tugas kakek dan nenek :
 Memberi pengalaman kepada anak
 Memberi arahan dan ketenangan
Jika semua keluarga mendukung ibu hamil, maka ibu akan merasa lebih percaya diri, bahagia dan siap menjalani kehamilannya.


2.3. Faktor Lingkungan, Sosial, Budaya dan Ekonomi
Dalam budaya seorang ibu biasanya mendahulukan suami dan anak-anaknya dalam memberi makan keluarga padahal kebutuhan ibu akan gizi lebih tinggi dibandingkan dengan anggota keluarga lainnya, seharusnya keluarga pun mendukung ibu untuk mendapatkan makanan yang cukup dan bergizi supaya kehamilan ibu tetap sehat.
Kepercayaan terhadap pantangan pada makanan tertentu juga masih banyak terjadi, misalnya telur asin, ikan dan buah-buahan tertentu padahal pada makanan tersebut banyak mengandung protein, mineral, dan zat-zat lain yang diperlukan dalam kehamilannya.
Wanita pekerja harus sering istirahat. Tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan. Tempat hiburan yang terlalu ramai, sesak dan panas lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan jatuh pingsan. Apabila bepergian hendaknya tidak terlalu lama dan melelahkan, posisi duduk yang lama dan statis menyebabkan tromboflebitis dan kaki bengkak.
Bagi yang tidak bekerjapun boleh melakukan aktifitas seperti biasanya asalkan cukup istirahat, makan teratur dan memeriksa kehamilannya secara teratur. Gerak badan juga sangat dianjurkan untuk wanita hamil karena akan meningkatkan nafsu makan, sirkulasi darah dan pencernaan menjadi lebih baik dan tidur pun lebih nyenyak. Jalan-jalan di pagi hari saat udara masih segar dapat pula dilakukan.
Bagi ibu yang bekerja pada tempat-tempat yang rawan misalnya pabrik kimia, ruang operasi rontgen sebaiknya berhati-hati karena dapat menyebabkan keguguran atau cacat lahir.
3. Kesimpulan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan meliputi :
 Faktor fisik
 Faktor psiokologis
 Faktor sosial budaya dan ekonomi
Faktor fisik ibu hamil dipengaruhi oleh :
 Status kesehatan
 Status gizi
 Gaya hidup ibu hamil
Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi ibu hamil adalah :
 Stresor internal dan eksternal
 Dukungan keluarga
Faktor fisik dan faktor psikologis sangat mempengaruhi kehamilan dengan persiapan dan perawatan kehamilan yang baik proses kehamilan dan persalinan dapat berjalan lancar.
Adat istiadat yang tidak bermanfaat sebaiknya tidak dilakukan oleh ibu hamil karena hal tersebut tidak akan menguntungkan bagi kesehatan ibu maupun janinnya.







1. Pendahuluan
Kebutuhan fisik ibu hamil trimester I, II, III.
Pengawasan Antenatal dan Postnatal sangat penting dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal.
Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Janin dalam rahim ibu merupakan satu kesatuan yang paling mempengaruhi sehingga kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil dianjurkan untuk melaksanakan pengawasan antenatal sebanyak 4 kali yaitu pada setiap trimester, sedangkan trimester terakhir sebanyak 2 kali.
Batasan pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalonya kesehatan reproduksi secara wajar.
Untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil akan dibutuhkan usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut, salah satu adalah kebutuhan fisikibu hamil mulai dari trimester I, II dan III, kebutuhan itu antara lain kebutuhan oksigen, nutrisi, personal hygiene, pakaian, eliminasi, sexsual, mobiliosai dan body mekanik, senam hamil, istrahat/tidur, imunisasi, travelling, persiapan laktasi, persiapan peraslinan dan kelahiran bayi.
Dibawah ini akan diuraikan beberapakebutuhan fisik ibu hamil trimester I, II, III antara lain :
a) Oksigen
b) Nutrisi
c) Personal hygiene
d) Pakaian
e) Eliminasi
f) Seksual
g) Mobilisasi, body mekanik
h) Exercise/ senam hamil
i) Istirahat/tidur
j) Imunisasi
k) Traveling
l) Persiapan laktasi
m) Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
n) Memantau kesejahteraan bayi
o) Ketidaknyamanan dan cara mengatasi
p) Kunjungan ulang
q) Pekerjaan
r) Tanda bahaya dalam kehamilan.
2. ISI MATERI
KEBUTUHAN FISIK IBU HAMIL TRIMESTER I, II, III.
a) Oksigen
 Trimester III : pernafasan pendek > pembesaran uterus dan menekan diafragma sebanyak 4 cm, krena penuruna fungsi kapasitas residual paru
 Tingkat pernafasan tidak berubah tetapi jumlah udara yang dihirup dari 7 menjadi 10 liter permenit
 Hamil tua : penurunan CO2 dan peningkatan O2
b) Nutrisi
 Peningkatan konsumsi makanan 300 kal/hari
 Protein zat besi > kebutuhannya 1.000 mg.
 500 : peningkatan sel darah merah
 300 : janin
 200 ; untuk mengganti kehilangan zat besi setiap hari.
 Setiap hari 3,5 mg/hari ( zat besi meningkat pada trimester III )
 Kekurangan nutrisi : anemia, abortus, partus prematurus, inersia uteri, hemoragia post partum, sepsis, puerpuralis.
 Makan berlabihan : preeklamsia, bayi terlalu besar.
Tanda kekurangan gizi secar umum :
 Nafsu makan kurang/ BB menurun
 Lemah dan tampak tidak sehat
 Menderita luka, bercak kemerahan pada kulit
 Sakit perut dan diare
 Telapak tangan terasa panas atau mati rasa.
Kebutuhan pada gizi akan meningkat untuk kebutuhan
 Plasenta
 Pertambahan yang besar
 Mamae yang besar
 Trimester I : janin relatif masih kecil sehingga kebutuhan zat gizi juga kecil.
 Kenikan berat badab 0,7-1,4 kg
 Trimester II : penambahan darah, pertumbuhan uterus, pertumbuhan jaringan mamae, penimbunan lemak, kenaikan BB antara 0,3-0,4 kg/mg
 Trimester III : pertumbuhan janin, plasenta
Kenaikan BB tidak boleh lebih dari 0,5 kg/mg
Kenaikan BB bumil rata-rata 6,5-16 kg
Bila BB lebih dari semestinya anjurkan kurangi karbohidarat.
c) Personal Hygiene
 Perawatan gigi
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami mual dan muntah. Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan dengan baik sehingga timbul caries, gingivitis dsb. Tindakan penambalan dan pencabutan gigi jarang merupakan kontraindikasi. Pada waktu hamil sering terjadi gigi lunak membengkakdan hiperemis, karena itu igi mudah berdarah terutama sewaktu menggosok gigi. Bila kebersihan mulut tidak dijaga akan terjadi peradangan mulut, sehingga ibu harus menjaga kebersihan mulut dan mengunjung dokter gigi secara terattur.
 Mandi
Mandi tiap hari mandi shower atau rendam dianjurkan tetapi tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin. Kemudian deodoran yang beralkohol tinggi atau vaginal douches tidak boleh digunakan karena zat-zat tersebut bisa diabsorpsi kedalam sistem melalui kulit. Hormon-hormon pada wanita hamil menyebabkan perubahan pada kulit berminyak dimasa sebelum hamil bisa berubah menjadi kering dan pecah-pecah, begitu pula sebaliknya. Juga ada bercak-bercak hitam pada muka atau cloasma gravidarum biasanya akan menghilang setelah persalinan akan tetapi semakin memburuk bila terkena sinar matahari sehingga adanya perubahan pigmentasi ini perlu perawatan, begitu juga dengan hiperpigmentasi pada mamae dan striae pada perut akan menghilang setelah persalinan. Hormon kehamilan juga berpengaruh membuat rambut rontok sehingga diperlukan perawatan rambut.
d) Pakaian
kebersihan harus dijaga selama hamil. Baju hendaknya longgar dan mudah dipakai. Jika telah sering selama maka pemakaian setagen untuk menunjang otot-otot perut baik dinasehatkan. Mamae yang bertambah besar juga membutuhkan BRA yang lebih besar dan menopang mamae. Jeans boleh dipakai asal memakai elastic pada bagian samping dan depan sehingga tetap bisa memberi ruang bagi pertumbuhan dan perkembangan janin.
Pada akhir kehamilan biasnya ukuran BRA paling sedikit bertambah 2 ukuran, selain itu liongkar dad akan membesar sekitar 8-10 cm. Unutk pakaian dalam bahan dari katun akan lebih baik untuk semua pakaian dalam, terutama bila banyak berkeringat dan selain itu dapat mencegah terjadinya infeksi vagina. Ibu hamil dianjurkan tidak menggunakan aliran darah dikaki dan menyebabkan varices.
e) Eliminasi
 Buang Air kecil
• Trimester awal dan akhir kapasitas kandung kemih berkurang
• Ureter kanan dan kiri dapat membesar karena pengaruh progesteron
Cara mengatasi
• Kurangi minum pada malam hari jika mengganggu tidur malam
• Jika terasa sakit hubungi tenaga kesehatan
• Jika ada lelehan air seni mungkin otot besar pelvis lemah, sehingga dianjurkan melakukan senam pelvis.
• Hindari mengangkat barang yang berat

 Buang air besar
Hal yang paling sering terjadi adalh konstipasi. Hal ini dikarenakan mobilisasi usus yang menurun sehingga memerlukan waktu yang lama untuk menyerap cairan. Selain itu usus terdesak akibat tekanan uterus yang amkin membesar. Atau konstipasi karena mengkonsumsi tablet Fe.
Keringat yang berlebihan. Hal ini terjadi karena peningkatan aliran darah ke kulit dan perubahan hormon selama kehamilan.
f) Seksual
pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jikadilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk ke dalam rongga panggul, kotus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan sakit dan perdarahan.
 Trimester I
• Hubungan seks tidak dihalangi
• Biasanya merasa malas karena lelah, penurunan libido, mual muntah dan nyeri tekan
• Bila ada spooting dan perdarahan, hentikan dan hindari aktifitas seksual
• Karena pengaruh hormon,vulva membesar dan sangat peka, payudara juga peka. Hal ini bagi sebagian wanita menyakitkan dan sebagian lagi meningkat gairah seksual
• Hindari meniup udara pada vagina
 Trimester II
• Kadua pasangan sudah mulai terbiasa secar fisik dan psikologis terhadap kehamilan
• Ketertarikan dan partisipasi meningkat
• Resiko abortus dan mengalami persalinan prematur terlewati dan belum sampai
• Interval yang aman


 Trimester III
• Biasanya akan terjadi penurunan gairah seksual karena membesarnya perut, nyeri tekan perut, nyeri tekan dan rasa tidak nyaman pada kehamilan tua.
• Sulit mesatkan perhatian pada hal-hal lain seperti kecemasan dan ketegangan menghadapi persalinan.
 Cara mempertahankan hubungan seksual selama kehamilan
• Jangan tergantung pada kuantitas tapi pada kualitas
• Lebih menekankancinta daripada ketegangan sebagai calon orang tua yang dapat mempengaruhi hubungan anda, dan mengakhiri adanya perubahan dalam gairah seksual yang mungkin dirasakan berdua.
• Berfikir positif : hubungan seksual adalah persiapan fisik yang baik untuk persalinan
• Anggaplah usaha untuk mencoba posisi baru selama hamil sebagai permainan yang menyenagkan
• Sesuaikan harapan dengan kenyataan
• Bila dokter melarang hubunganseksual selama dalam kehamilan, tanyakan apakah orgasme diperbolehkan ( melalui masturbasi )..
g) Mobilisasi Body mekanik
Wanita hamil boleh bekerja tetapi jangan teralu berat. Lakukanlah istirahat sebanyak mungkin. Menurut undang-undang perburuhan, wanita hamil berhak mendapat cuti hamil satu setengah bulan sebelum persalinan dan satu setengah bulan setelah bersalin.
 Menyesuaikan sikap tubuh
• Berjalan : berjalan dengan santai dan enak, jangan sampai capek, usahakan postur tubuh seimbang.
• Berdiri : hindari menarik bahu terlalu kebelakang, karena dapat membuat sakit tulang punggung, berdirilah dengan bokong tegak dan bahu serta rahang santai
 Menyesuaikan sikap tubuh
• Membungkuk : biasakan menekan lutut dan gunakan otot kaki untuk tegak kembali. Hindari membungkuk yang dapat membuat punggung tegang, termasuk untuk mengambil sesuatu yang ringan sekalipun.
• Menggendong anak : untuk menengkat tubuhnya, tekuk lutut, rendahkan tubuh sejajar dengan tubuh. Saat mengangkat, luruskan punggungh dengan tungkai sebagai penopang, menggendong sedekat mungkin.
 Cara bangkit dari tidur
• Berbaring miring sehinngasiap untuk mengangkat tubuh
• Topang tubuh dengan kedua tangan, biarkan berat badan tubuh bertumpu pada lengan
• Berlutut, berdiri dengan menggunakan satu kaki bergantian, sehingga punggung tetap lurus
 Mengangkat membawa barang
• Apabila mengangkat suatu barang yang berada di lantai, berdirilah dengan kaki kiri direnggangkan sedikit, bengkokkan lutut, berjongkok perlahan-lahan, pertahankan ambil barang kemudian berdiri perlahan.
• Jika anda mengangkat barang yang berat bagikan sama rata kanan dan kiri
 Menjaga sikap yang baik
• Jika mengambil sesuatu dilakukan dengan posisi jongkok, jangan membungkuk
• Jika pekerjaan mengaharapkan berdiri lama sebaiknya ambil waktu duduk dan berjalan selama 30 menit atau 1 jam, atau jika bekerja duduk ambil waktu untuk berdiri atau luruskan kaki dan ambil nafas panjang.
• Jaga jarak antara meja dengan perut, jangan terlalu dekat
• Jangan mengangkat barang teralu berat
• Berhati-hati jika naik turun tangga
h) Senam Hamil
. senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan normal merupakan aktivitas yang baik pada bumil selama kehamilannya tanpa kelainan atau tidak terdapat penyakit yang menyertai kehamilan atau penyulit kehamilan. Bidan-bidan hendaknya menyarankan agar ibu melakukan masing-masing latihan 2 kali pada awal dan berlanjut dengan kecepatan menurut kehendak mereka sendiri hingga sebanyak 5 kali. Latihan yang dapat dilakukan adalah :
• Pengencangan abdomen saat menghembuskan nafas keluar ( untuk abdomen )
• Pemiringan panggul ( untuk punggung bawah dan perut )
• Goyang panggul
• Senam kegel ( untuk dasar panggul )
• Menekuk ( untuk abdomen perut )
• Bridging mempertemukan
• Berjongkok ( untuk dasar panggul )
• Kaki merekuk dan meregang untuk sirkulasi dan kenyamanan
• Peregangan otot betis ( untuk sirkulasi dan mencegah kram kaki )
• Bahu memutar dan lengan merentang ( untuk postur dan punggung )
• Pendinginan
Mengapa perlu senam hamil karena perubahan fisik diakhir kehamilan akan terjadi peregangan otot, perlunakan ligamen, pelonggaran sendi.
 Manfaat senam hamil
• Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut dasar panggul dan rektum
• Membentuk sikap tubuh
• Menguasai teknik pernafasan yang baik
• Membangun daya tahan tubuh
• Menyesuaikan tubuh agar lebih baik dalam menyangga beban kehamilan
• Memperbaiki sirkulasi dan respirasi
• Meredakan ketegangan dan membantu rileks
• Memperoleh kepercayaan dan sikap mental yang baik
 Syarat-syarat melakukan senam hamil
• Bumil cukup sehat  pemeriksaan Dr/Bd
• Tidak ada komplikasi ( keguguran berulang, pendarahan, bekas sc )
• Dilakukan setelah kehamilan 20-22 mgg
• Dengan bimbingan petugas kesehatan
 Pedoman keselamatan senam hamil
• Hindari senam jika terjadi perdarahan
• Minum secukupnya, hendaknya mengkonsumsi 1-2 liter air sehari
• Hindari senam terlentang dengan kaki lurus, melompat/menyentak, dan sit up penuh
• Warning up dan cooling down harus secara berangsur-angsur
i) Istirahat / tidur
 Istirahat sangat penting bagi bumil
 Disarankan rileks pada pagi dan sore hari
 Trimester III istirahat diperlukan lebih lama dan lebih sering
 Tidur posisi miring kiri
 Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik untuk meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk tumbang janin.
Sulit tidur cara mengatasinya :
 Jalani hari dengan santai
 Lepaskan beban fikiran tentang pekerjaan tarik napas panjang dan perlahan
 Makan makanan yang membuat mudah tidur
 Ranjang harus ” ramah ”
 Atur posisi tidur / mandi air hangat.
j) Immunisasi
 Tujuan immunisasi TT : mencegah terjadinya tetanus neonatorum
 Trimester I : -
 Trimester II : diberikan pada kehamilan 20-24 mgg
 Dosisi : 0,5 cc IM
 Interval : 4 mgg dari TT 1
 Bila suda TT 2x pada kehamilan terdahulu dengan jarak tidak lebih dari 2 tahun, maka hanya perlu diberikan 1x immunisasi TT saja.
k) Travelling
 Merupakan suatu yang tidak dapat dihindarkan selama kehamilan
 Boleh dilakukan asal konsultasi terlebih dahulu
 Contoh : bumil harus mempunyai surat keterangan dari dokter untuk melakukan travelling dengan pesawat udara, tetapi tidak boleh pada usia kehamilan lebih dari 32 mgg  rentan terjadi persalinan.
 Trimester I akan mengganggu oleh karena mual, kelelahan, resiko abortus
 Trimester II waktu terbaik
 Trimester III akan terganggu karena beban perut semakin berat dan besar, kelelahan, resiko prematur.
 Keuntungan : bagi pasangan bertukar fikiran pengalaman
 Kontraindikasi ( perjalanan jauh )
• Riwayat abortus berulang
• Prematur
 Dengan mobil
• Lebih mengatur istirahat
• Turun dari mobil jika mengalami kram kaki atau sakit pinggang
• Saat istirahat lakukan gerak badan atau jalan kaki sebentar
 Mengemudi sendiri
• Jangan menyetir jarak jauh  kecapaian ( kontraksi )
• Posisi : tegak
• Gunakan sabuk pengaman
• Ibu dengan PEB, KPD, PERDARAHAN BERULANG dianjurkan tidak menyetir sendiri
 Dengan bis dan kereta api
• Lebih nyaman dengan kereta api
• Bumil dapat berjalan disepanjang gerbong untuk mengendorkan kekakuan otot-otot tubuh
• Jika naik pada saat berhenti akan mengisi bensin, lemaskan otot-otot kaki dan kepenatan tubuh.
l) Persiapan Laktasi
 Bimbingan persiapan menyusui :
• Penyuluhan melalui AV/media dengar tentang keunggulan ASI & kerugian PASI, manfaat rawat gabung, perawatan bayi, gizi ibu hamil dan menyusui.
• Dukungan psikologi
• Pemeriksaan payudara
• Pemeriksaan putting susu
 Langkah-langkah persiapan ibu menyusui secara mental :
• Beri dorongan atau meyakinkan ibu bahwa ibu mampu menyusui bayinya
• Meyakinkan akan keuntungan ASI
• Membantu memgatasi keraguan
• Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lainnya
• Memberi kesempatan bertanya
m) Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu anggota keluarganya dan bidan.
 Komponen penting dalam rencana persalinan yaitu :
• Membuat rencana persalinan
- Tempat persalinan
- Memilih tenaga kesehatan terlatih
- Bagaimana menghubungi nakes tersebut
- Bagaimana transportasi ke tempat persalinan
- Siapa yang akan menemani saat persalinan
- Berapa banyak biaya yang dibutuhkan
• Membuat rencana untuk pengambilan keputusan
- Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga
- Siapa yang membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada pada saat terjadi kegawat daruratan
• Mempersiapkan sistim transportasi jika kegawat daruratan
- Setiap keluarga harus mempunyai rencana transportasi jika terjadi kegawat daruratan dan harus terdiri dari : di mana ibu bersalin, bagaimana cara merujuk bila terjadi kegawat daruratan, kefasilitas kesehatan mana ibu tersebut harus dirujuk, bagaimana cara mendapatkan dana, bagaimana cara mencari donor darah.
• Membuat rencana atau pola menabung
- Keluarga dianjurkan untuk menabung sejumlah uang sehingga dana akan tersedia untuk asuhan selama kehamilan jika terjadi kegawat daruratan
• Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan
- Seorang ibu dapat mempersiapkan untuk persalinan seperti pembalut, kain, pakaian atas, celana dalam, sabun, persiapan bayi.
• Persiapan bayi
- Pengetahuan perawatan bayi
- Upaya mengatasi masalah umum seperti kesulitan memberi ASI, memandikan, merawat tali pusat.
- Tanda bahaya pada bayi seperti tali pusat merah, kesulitan bernafas
- Pakaian bayi, selimut dan pembungkus bayi.
- Gizi ibu dan pendamping ibu pada saat merawat bayi
- Lingkungan rumah yang baik dan bersih
n) Memantau kesejahteraan janin
 Pengukuran TFU
 Pemantauan gerakan janin
 USG
 Auskultasi DJJ
 Pemeriksaan darah
 Pengawasan janin antepartum
Tujuan pengukuran TFU : memperkirakan ada atau tidaknya gangguan pertumbuhan, TFU lebih dari kalibrasi usia kehamilan (demeli, tumor, hidrocepalus, bayi besar, hibramnion), jika kurang (oligo hibramnion, PJT), ibu DM atau obesitas (makrosomia)
o) Ketidaknyamanan dan cara mengatasi
Ketidaknyaman umum dalam kehamilan adalah perasaan tidak nyaman yang dirasakan oleh bumil karena perubahan-perubahan psiologis dalam kehamilan.
 Trimester I :
• Sering BAK : penjelasan mengenai penyebab
 Cara mengatasinya : kosongkan saat ada dorongan BAK, perbanyak minum siang hari
• Ngidam makanan : menjelaskan tentang bahaya memakan makanan yang tidak penting
• Mual atau muntah : hindari bau atau faktor penyebab
 Cara mengatasinya : makan biskuit kering sebelum bangun dari tempat tidur, makan sedikit tapi sering, duduk tegak setelah selesai makan, bangun dari tempat tidur secara perlahan, hindari mengosok setelah makan
• Sakit kepala : tekhnik relaksasi, masase leher dan otot bahu, kompres panas atau es pada leher, mandi air hangat.
 Trimester II
• Cloasma gravidarum/perubahan warna areola : jelaskan bahwa hal tersebut normal
• Edema : hindari berdiri terlalu lama, anjurkan berbaring ke kiri dengan kaki ditinggikan, hindari kaus kaki yang ketat
• Strie gravidarum : gunakan pakaian yang menopang payudara dan perut
• Hemorhoid : hindari konstipasi
• Pusing : bangun secara perlahan dari posisi istirahat, hindari berdiri lama ditempat sesak, hindari tidur terlentang terlalu lama
• Sakit punggung atas dan bawah : gunakan body mekanik yang baik untuk mengangkat benda, gunakan BH menyokong. Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung, gunakan hak sepatu rendah.
• Varices pada kaki atau vulva : tinggikan kaki sewaktu berbaring atau duduk, hindari berdiri/duduk terlalu lama istirahat miring kiri, hindari pakaian ketat
• Insomnia : gunakan teknik relaksasi, mandi air hangat, minum air hangat.
 Trimeseter III
• Odema
• Sering BAK
• Haemoroid
• Keputihan
• Konstipasi • Mati rasa dan rasa pedih pada jari tangan dan kaki
• Nafas sesak
• Pusing/sakit kepala
• Varices


p) Kunjungan ulang
Kunjungan ulang bagi bumil sangat penting yang paling penting apabila ada keluhan,. Kunjungan ulang biasanya bertujuan untuk mengetahui perkembangan ibu dan janin.
q) Pekerjaan
Seorang wanita yang hamil seharusnya berhenti bekaerja diluar rumah sangat tergantung pada jenis pekerjaannya, apakah lingkungan pakaerjaan mengancam kahamilan/tidak dan sebagian besar energi fisik dan mental yang diperlukan dalam bekerja. Sebagai contoh : wanita bekerja sebagai radiografer diajurkan untuk meninggalkan pekerjaannya beberapa bulan sebelum hamil jika pekerjaannya tidak terlalu menyita energi dan tidak berbahaya untuk kehamilannya.
r) Tanda bahaya dalam kehamilan
 Perdarahan pervaginam
• pada awal kehamilan : spooting, terlambat haid
• merah, banyak, nyeri  abortus, mola, KET (TI), solusio plasenta, plasenta previa ( T II, T III )
 Sakit kepala yang hebat
• normal : akan hilang setelah istirahat/tidur
• tidak normal : sakit kepala yang hebat, menetap, yang tidak hilang, penglihatan kabur ( gejala preeklamsia )
 Perubahan visual tiba-tiba
Tidak normal bila terjadi mendadak, pandangan kabur berbayang, berbintik-bintik dan disertai kepala yang hebat
 Bayi kurang gerak seperti biasa
• normal 10x dalam 24 jam
• akan lebih terasa pada saat berbaring, istirahat, makan dan minum



PERUBAHAN DAN ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN
a. Pendahuluan
Keluarga merupakan dua individu atau lebih yang terikat oleh hubungan darah perkawinan atau adaptasi yang tinggal dalam satu rumah tangga yang saling berinteraksi satu sama lain menciptakan kebiasaan-kebiasaan mulai dari norma-norma tertentu. Secara alami suatu keluarga akan mengalami perkembangan-perkembangan dalam kehidupan bahkan timbul masalah atau tantangan yang harus dihadapi oleh keluarga tersebut.
Kehamilan adalah suatu peristiwa yang penting dalam kehidupan seorang wanita dan keluarga, khususnya kehamilan pertama, merupakan pengalaman baru bagi keluarga. Seorang ibu tidak saja perlu mengadakan adaptasi terhadap perubahan fisik tetapi juga terhadap perubahan psikososial. Proses-proses psikologis ini sering tampak saling berhubungan dengan perubahan-perubahan biologis yang terjadi dalam kehamilan. Reaksi ibu hamil dan keluarganya terhadap perubahan psikologis dapt berbeda-beda adapun perubahan dan adaptasi psikologis yang dialami ibu berbeda-beda tiap trimester.
b. Isi Materi
1. Penyesuaian Pada Kehamilan Trimester I
Masalah-masalah dan ketidaknyamanan yang umum ditemukan pada kehamilan, seperi : mual, konstipasi, insomnia, dan nyeri punggung, akan terjadi akibat perubahan fisiologis. Namun pengaruhnya tidak sama bagi semua wanita. Jika tidak ditangani atau dikendalikan, permaslahan pada kehamilan ini dapat menimbulkan penderitaan kendati kehamilan dan bayi sangat didambakan. Sebagian besar wanita tidak ingin dianggap sebagai tipe wanita yang banyak mengeluh dan merasa khawatir kalau permasalahan ini tidak berhasil mereka atasi, mereka akan mengalami kesuliatn dalam menghadapi persalinan nanti yang lebih berat ketimbang kehamilan.
Karena tubuh dan emosi seluruhnya berhubungan, perubahan fisik sangat mempengaruhi emosi. Segera setelah konsepsi, progesteron dan estrogen dalam tubuh mulai meningkat. Terjadi morning sikness kelemahan, keletihan dan perasaan mual calon ibu ” tidak merasa sehat lagi ” dan umumnya mengalami depresi calon bapak mungkin memandang wanita yang baru mengalami kehamilan dengan rasa kagum dan menghindari hubungan seksual karena takut mencederai bayinya. Beberapa pria relatif mengalami peningkatan gairah seksual pada wanita hamil, kedua kelompok pria tersebut membutuhkan pengertian dan penerimaan.
Segera setelah terjadi perubahan, hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini akan menyebabkan timbulnya rasa mual-mual pada pagi hari, lemah dan membesarnya payudara yang menimbulakan rasa tidak nyaman kepada ibu. Bapak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan, seringkali biasanya pada awal kehamilan ibu berharap untuk tidak hamil.
Pada trimester pertama seorang wanita hamil akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil, perasaan menjadi campur aduk. Bila kehamilan memang direncanakan, tentu pasangan tersebut akan gembira, terutama bila berusaha cukup lama. Sebaliknya bila tidak, maka yang terjadi adalah perasaan kesal. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya pada orang lain atau dirahasiakan.
Peningkatan hormon estrogen dan progesteron ini juga akan mempengaruhi peningkatan emosi. Perubahan emosi ini membuat ibu ingin selalu mendapat perhatian yang lebih dari pasangannya. Ibu ingin selalu dimanja dan diperhatikan, khususnya bagi ibu yang baru pertama sekali hamil. Kebutuhan dan perhatian dan kasih sayang ini tidak hanya diinginkan dari suami tapi juga dari keluarga, ibu ingin mendapat dukungan dari keluarga dan kerabat terdekatnya. Bila merasa tidak diperhatikan, ibu akan cepat tersinggung dan marah.
Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada wanita pada trimester pertama ini berbeda-beda. Walaupun beberapa wanita mengalami gairah seks yang lebih tinggi, kebanyakan mereka mengalami penurunan pada libido selama periode ini. Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita merasa kebutuhan untuk dicinta dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa seks. Libido sangat besar dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatian dan kekhawatiran. Semua ini merupakan bagian normal dari proses kehamilan dari trimester pertama.
Reaksi pertama dari seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi ayah adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya untuk menjadi seorang ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan menghindari hubungan seks karena takut akan mencederai bayinya. Adapula pria yang hasrat seksnya terhadap wanita hamil relatif besar. Di samping respon yang diperlihatkan seorang ayah perlu dapat memahami keadaan ini dan menerimanya.
Seorang bidan sebagai salah seorang tenaga yang melaksanakan pelayanan KIA atau KB, harus mengetahui dan mengenal pandangan keluarga terhadap kehamilan. Hal yang merupakan perhatian khusus pada perubahan yang dialami ibu pada trimester I ini sehingga dapat memberi informasi dan konseling serta membantu pasangan untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka, mengungkapkan perasaan dan perhatiannya, mencari jaln untuk mengatasinya.
Data psikososial dan perubahan-prubahan yang perlu dikaji pada trimester I adalah:
a) Penerimaan keluarga khususnya pasangan suami isteri terhadap kehamilannya.
b) Bagaimana perubahan kehidupan sehari-hari.
c) Bagaimana reaksi keluarga terhadap perubahan tersebut.
d) Bagaimana cara keluarga memberikan dorongan kepada ibu hamil.
e) Siapa yang akan bertanggung jawab terhadap perawatan bayi.
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada mas ini adalah :
 Mual dan muntah
 Pengaruh obat terhadap janin
 Kebutuhan nutrisi
2. Penyesuaian Pada Kehamilan Trimester ke II
Pada masa ini, ibu hamil dan keluarga memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan ke masa menyiapkan kelahiran dan menerima bayi. Trimester ke II biasanya lebih menyenangkan tubuh wanita telah terbiasa dengan tingkat hormon yang tinggi. Morning sickness telah hilang. Ia telah menerima kehamilannya dan ia menggunakan fikiran dan energinya lebih, bentuk janin masih tetap kecil dan belum menyebabkan ketidaknyamanan dengan ukurannya. Selama trimester ini, terjadi quickening ketika ibu merasakan gerakan bayinya pertama kalinya. Pengalaman tersebut menandakan pertumbuhan serta kehadiran makhluk baru dan hal ini sering menyebabkan calon ibu memiliki dorongan psikologis yang besar.
Citra tubuh atau body image merupakan aspek kehamilan lainnya yang memerlukan waktu sebelum wanita dapat beradaptasi. Perubahan pada ukuran tubuh dan bentuk payudara serta abdomen, penimbunan lemak, pigmentasi kulit serta tanda regangan pada kulit yang secara keseluruhan membuat tubuh wanita yang selalu tampak rapih, ideal dan menjaga tubuhnya ia merasa khawatir kalau-kalau dirinya sudah tidak menarik lagi bagi suaminya. Kekhawatiran dan ketakutan ini tidak berdasar, tapi sebagian wanita ingin membicarakannya dan memerlukan nasihat atau saran yang dapat menentramkan kekhawatirannya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada masa ini :
 Peningkatan berat badan
 Rasa ketidaknyamanan
 Aktifitas seksual
Perhatian bidan pada masa ini dititikberatkan pada fase transisi tersebut dan rencana kelahiran selain itu juga bidan harus mampu menggali permasalahan pasangan suami isteri sehingga mereka dapat mengutarakan rasa ketakutan, keragu-raguan dan rasa ketidaknyamanan yang dialami.
3. Penyesuaian Pada Kehamilan Trimester ke III
Trimester ke III ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. Sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat periode tidak semangat dan depresi, ketika bayi membesar dan ketidaknyamanan bertambah. Calon ibu menjadi lelah, dan menunggu nampaknya terlalu lama. Sekitar dua minggu sebelum melahirkan sebagian besar wanita mengalami persaan gembira. Mereka mungkin akan mengatakan pada perawat : ” saya merasa lebih baikan saat ini ketimbang sebulan yang lalu ” kecuali bila berkembang masalah fisik, kegembiraan ini terbawa sampai proses persalinan, suatu periode dengan stress yang tingi. Reaksi calon ibu terhadap persalinan ini secara umum tergantung pada persiapannya dan persepsinya terhadap kejadian ini. Perasaan sangat gembira yang dialami ibu semingu sebelum persalinan mencapai klimaksnya sekitar 24 jam setelah persalinan.
Trimester III ini seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat ini ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu dan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan pada ibu meningkat. Ibu sering kali merasa khawatir atau takut kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Berbagai pertanyaan memenuhi fikiran ibu. Mampukah saya akan mengurus bayi ini nantinya ? Normalkah bayi saya ? Bisakah saya mengatasi sakit saat persalinan ?. ibu akan diliputi rasa cemas, terutama bila pernah mengalami keguguran ataupun komplikasi. Bahkan kadang-kadang ketika rasa sakit atau letih timbul terbersit keraguan mengenai kehamilan pasangan pun akan mengalami perubahan emosi. Bisa jadi ia terpaksa membagi cinta dan perhatian kepada isteri atau merasa wajib bertanggung jawab terhadap calon bayi.
Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya akan membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin akan merasa takut dan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
Rasa tidak nyamanakibat kehamilan timbul kembali trimester ke III perubahan body image dengan semakin membesarnya kehamilan, membuat ibu merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterampilan dan dukungan dari suami, keluarga dan biadan. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk jelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga-duga apakah bayinya laki-laki atau perempuan dan akan mirip siapa. Bahkan mereka juga sudah memilih nama untuk bayi mereka.
Pada masa ini perhatian bidan diarahkan kepada :
 Persiapan untuk melahirkan
 Persiapan menyusui
 Kemungkinan-kemungkinan yang timbul
Bidan dapat memberi informasi atau petunjuk tentang pemanfaatan sarana kesehatan, seperti rumah bersalin atau fasilitas kesehatan lainnya.
4. Persiapan sibling
Pada saat ibu yang sebelumnya telah mempunyai balita, saat menyongsong kelahiran selnjutnya maka si kakak tersebut perlu diperhatikan karena perasaan tersisih dan tersaingi akan tmbul dan apabila ortu tidak bisa menylkapi dengan benar, maka keadaan ini disebut ” sibling rivary ”
Untuk mengatasinya, perlu dilakukan berbagai persiapan bagi si kakak, yaitu :
 Masukkan anak dalam kelompok bermain agar anak mempunyai kesibukan
 Ajarkan anak bermain sendiri dengan mainannya tanpa ditemani ortu
 Bersikap jujur dan terbuka bahwa ibunya sedang mengandung adik dan akan melahirkan
 Perkenalkan janin dalam kandungan dan sesekali ajak anak dalm pemeriksaan kehamilan
 Libatkan anak dalam persiapan perlengkapan calon bayi dan persiapan koper persalinan
 Libatkan dalam mencari nama adiknya
 Jangan mengatakan ” jangan khawatir mama dan papa akan tetap sayang kalau adik lahir ” karena ia akan memikirkan tentang persaingandengan adiknya.
c. Kesimpulan
Kesimpulan adalah suatu peristiwa yang penting dalam kehidupan seorang wanita dan keluarganya, khususnya kehamilan pertama, merupakan pengalaman baru bagi keluarga. Seorang ibu hamil tidak saja perlu mengadakan adaptasi terhadap perubahan fisik, tetapi juga terhadap perubahan psikososial.
 Data psikososial dan perubahan-perubahan yang perlu diakji pada trimester I adalah:
a) Penerimaan keluarga khususnya pasangan suami isteri terhadap kehamilannya.
b) Bagaimana perubahan kehidupan sehari-hari
c) Bagaimana reaksi keluarga terhadap perubahan-perubahan tersebut
d) Bagaimana cara keluarga memberikan dorongan kepada ibu hamil
e) Siapa yang akan bertanggung jawab terhadap perawatan bayi.
 Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada trimester pertama adalah :
• Mual dan muntah
• Pengaruh obat terahadap janin
• Kebutuhan nutrisi.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan pada trimester ke II adalah :
• Peningkatan berat badan
• Rasa ketidaknyamanan
• Aktifitas seksual
Perhatian bidan pada masa ini dititikberatkan pada fase transisi tersebut dan rencana kelahiran selain itu juga bidan harus mampu menggali permasalahan pasangan suami isteri sehingga mereka dapat mengutarakan rasa ketakutan, kekhawatiran, keragu-raguan dan rasa ketidaknyamanan yang dialami.
 Trimester ketiga ini seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat ini ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
Pada masa ini perhatian bidan diarahkan kepada :
• Persiapan untuk melahirkan
• Persiapan menyusui
• Kemungkinan-kemungkinan yang timbul
Bidan dapat memberi informasi atau petunjuk tentang pemanfaatan sarana kesehatan, seperti rumah bersalin atau fasilitas kesehatan lainnya.





ASUHAN KEHAMILAN KUNJUNGAN AWAL



Pemeriksaan medik dalam pelayanan antenatal meliputi : anamnesis, pemeriksaan fisik diagnostic, pemeriksaan penunjang (laboratorium).
Tujuan kunjungan awal :
• Memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu dan bayi
• Menegakkan hubungan saling percaya
• Mendeteksi komplikasi-komplikasi kehamilan
• Mempersiapkan kelahiran
• Memberikan pendidikan
A. Anamnesis
Adalah pertanyaan terarah yang ditujukan kepada ibu hamil, untuk mengetahui keadaan ibu dan factor resiko yang dimilikinya. Kunjungan pertama merupakan kesempatan untuk membuat ibu merasa nyaman berbicara tentang dirinya. Bila ia merasa malu dalam membicarakan keadaan tubuhnya tentang masalah seksual, maka akan sulit diperoleh informasi yang dibutuhkan sehubungan dengan kehamilannya, rasa nyaman pada ibu dapat ditumbuhkan bila :
1. Pemeriksaan ditempat tertutup, bersifat pribadi dan kerahasiaan terjaga
2. Apa yang dikatakannya diperhatikan dengan baik
3. Pertanyaan dijawab dengan baik
4. Ibu diperlakukan dengan penuh rasa hormat
Pertanyaan yang diajukan pada kunjungan awal/pertama
Kunjungan antenatal yang pertama sangatlah penting, karena merupakan kesempatan pertama untuk menilai keadaan kesehatan ibu dan janinnya, sekaligus juga menentukan kualitas interaksi antara pelaksana pelayanan dengan ibu sebagai klien dikemudian hari.
Hal-hal yang ditanyakan :
1. Keluhan utama
Adalah hal yang berkaitan dengan kehamilan yang dirasakan dan dikemukakan ibu kepada pemeriksa.
2. Identitas ibu
 Nama ibu
 Nama suami
 Umur
 Alamat
 Tingkat pendidikan
 Pekerjaan
3. Jumlah anak
Ibu yang mempunyai 1 sampai 2 anak yang anak bungsunya berumur paling sedikit umuur 2 tahun dan lahir sehat, biasanya hanya sedikit yang bermasalah.
4. Hal-hal yang berkaitan dengan fungsi reproduktif yaitu :
- Umur ibu
- Paritas
- HPHT
- Lama haid
- Siklus haid
- Jenis kontrasepsi yang digunakan (sebelum kehamilan ini)
5. Riwayat kehamilan dan persalinan
Tanyakan apakah ibu pernah mengalami :
- Abortus
- Pendarahan sebelum atau sesudah persalinan
- SC
- Kematian janin/bayi baru lahir
- Gangguan kesehatan kahamilan selama kehamilan yang lalu
- Kenaikan tekanan darah
- Masalah dalam pemberian ASI
- Kelahiran kembar
6. Hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan sekarang
Pertanyaan yang berkaitan dengan kehamilan sekarang yang dirasakan akibat perkembangan kehamilan dan penyimpangan dari normal (keadaan patologis).
a. Keluhan yang berkaitan dengan kehamilan
Pertanyaan yang diajukan pada kehamilan berbeda dengan pertanyaan pada kehamilan yang lebih lanjut.
Pada kehamilan muda (sampai umur kehamilan 3 bulan)
• Sakit kepala, mual dan muntah
• Rasa sakit atau rasa tidak enak pada perut bagian bawah
• Sering buang air kecil
b. Keadaan patologis
Pertanyaan yang harus diajukan adalah gejala komplikasi obstetrik langsung yaitu pendarahan melalui jalan lahir, pertanyaan yang diajukan adalah :
• Kapan permulaan terjadinya pendarahan dan pada umur kehamilan berapa
• Berapa kali terjadi pendarahan dan jumlah darah yang keluar (dapat dibandingkan dengan darah haid)
• Keluhan lain yang menyertai pendarahan.
Pendarahan dapat terjadi setiap saat dalam kehamilan dan merupakan tanda bahaya meskipun jumlahnya hanya sedikit (berupa bercak merah) pendarahan pada kehamilan muda dapat disebabkan oleh abortus ( sebagian besar penyebab pendarahan pada kehamilan muda ). Mola hidatidosa dan kehamilan ektopik terganggu ( disertai rasa nyeri perut ).
c. Penyakit lain
Gejala-gejala penyakit lain yang perlu ditanyakan adalah :
• Sesak nafas
• Penyakit kuning
• Riwayat penyakit koronis ( malaria )
• Riwayat penyakit gula
• Penyakit jantung
d. Keadaan non obstetrik yang mempengaruhi kehamilan
Pertanyaan yang diajukan :
• Kecelakaan yang dialami selama hamil : jatuh, terbakar
• Cedera berat yang pernah dialami selama hamil
7. Jumlah anak yang diinginkan dan metode KB yang pernah dipakai
• Jumlah anak yang diinginkan
• Metode KB yang pernah digunakan dan kenyamanannya
8. Suntikan tetanus toxoid ( TT )
TT yang pertama diberikan pada kunjungan antenatal yang pertama.
B. Pemeriksaan Fisik
Berguna untuk mengetahui keadaan kesehatan ibu dan janin serta perubahan yang terjadi pada suatu pemeriksaan pertama perlu ditentukan apakah ibu sedang hamil, dan bila hamil maka perlu ditentukan berapa umur kehamilannya. Pada setiap pemeriksaan kehamilan dengan melihat dan meraba ditentukan apakah ibu sehat, janin tumbuh dengan baik. Tingginya fundus uterisesuai dengan perhitungan usia kehamilan.
Peralatan untuk pelayanan antenatal ;
1. Sabun dan air mengalir untuk mencuci tangan
2. Kartu pencatatan hasil pemeriksaan (register kohort ibu, kartu ibu&KMS)
3. Gestogram ( diagram untuk menghitung usia kehamilan )
4. Timbangan dewasa
5. Pengukuran tinggi badan
6. Tensi meter
7. Stetoskop
8. Stetoskop janin / monoaural
9. Tablet zat besi – folat
10. Vaksin TT
11. Alat pemeriksa HB
12. Peralatan suntik
13. Sarung tangan
14. Surat rujukan
15. Peralatan untuk memeriksa urin
Pemeriksaan yang dilakukan sebagai berikut :
1. Perhatikan tanda-tanda tubuh yang sehat
Lihat dan nilai kekuatan ibu ketika berjalan
Adakah kecacatan tubuh atau tampak lemah
2. Ukuran berat dan tinggi badan
• Timbangan berat badan ibu setiap pemeriksaan kehamilan. Berat badan ibu hamil biasanya naik sekitar 9 – 12 kg selama hamil kenaikan berat badan menunjukkan bahwa ibu mendapat cukup makanan dan janin tumbuh dengan baik.
• Tinggi badan hanya diukur pada kunjungan pertama. Pada ibu yang pendek perlu diperhatikan karena kemungkinan mempunyai panggul yang sempit sebagai penyulit dalam persalinan.
3. Periksa tekanan darah
Tekanan darah pada ibu hamil biasanya tetap normal kecuali bila ada kelainan.
4. Periksa konjugtiva dan kuku
Konjungtiva dan kuku yang berwarna kemerahan merupakan tanda sehat sebaliknya bila pucat ibu mungkin menderita anemia sehingga memerlukan pemeriksaan dan tindakan lebih lanjut
5. Periksa adanya bengkan pada tangan, wajah, dan mata kaki, sedikit bengkak pada mata kaki dapat terjadi pada kehamilan normal, namun pada tangan dan wajah merupakan tanda preeklamsi.
6. lakukan tes refleks lutuit
7. Periksa pinggang di bagian ginjal
Tepuk pinggang dibagian ginjal dengan bagian sisi tangan yang dikepalkan bila ibu merasa nyeri mungkin terdapat gangguan pada gnjal atau salurannya.
8. lihat dan raba payudara dan fundus, dengarkan denyut jantung janin
• Payudara
Pada kunjungan pertama, periksalah payudara terhadap kemungkinan adanya benjolan yang tidak normal
• Pertumbuhan janin
Pertumbuhan janin dinilai dari tingginya fundus uteri, pada umur kehamilan 12 minggu fundus uteri biasanya sedikit diatas tulang pubis. Pada kunjungan pertama tingginya fundus dicocokan dengan perhitungan umur kehamilan dari HPHT
9. Periksa vulva
Cucilah tangan kemudian gunakan sarung tangan sebelum memeriksa vulva. Pada vulva mungkin terlihat adanya sedikit cairan jernih atau berwarna putih yang tidak berbau, pada keadaan normal tidak ada rasa gatal, luka, atau pendarahan, rabalah kulit didaerah selangkangan, pada keadaan normal tidak teraba adanya benjolan kelenjar.
10. Periksa tes labolatorium sederhana yang diperlukan
Pemeriksaan labolatorium sederhana yang penting adalah pemeriksaan HB yaitu pada kunjungan pertama dan setiap 3 bulan.
C. Pemeriksaan panggul
Beberapa klinis melakukan evaluasi tulang pelvis setelah pemeriksaan bimanual. Suatu percobaan persalinan hampir selalu menunjukkan bahwa pengukuran pelvis tidak terlalu dibutuhkan kecuali jika ada deformitas yang nyata atau pernah terjadi fraktur pelvis/pembedahan. Salah satu keuntungan pelvimetri klinis ialah bahwa prosedur ini memberi kesempatan untuk meyakinkan wanita bahwa ia mampu melhirkan pervaginam.
D. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium meliputi : Rh, Skrining antibodi, hitung darah lengkap atau hematokrit, Rapid Plasma reagin (RPR), dan tes lain untuk mendeteksi sifilis, rubella, HBSag dan HIV juga kultur urine.
E. Pengkajian emosional
Labilitas emosi merupakan hal yang sering terjadi pada masa kehamilan. Ketidakstabilan mood berhubungan dengan hormon, ketidaknyamanan fisik, perubahan citra tumbuh atau rasa cemas bahwa kehadiran bayi akan mengganggu hubungan, gaya hidup, dan tanggung jawab. Anda dapat mengatakan kepada klien, ” kebanyakan wanita mengalami ketidakstabilan mood atau perubahan emosi saat mereka hamil apakah anda juga merasakannya ?”
Karena intensitas stressor pada kehidupan seseorang biasanya berubah saat ia hamil, maka penting untuk menanyakan hal tersebut pada waktu-waktu tertentu.
2. Pengkajian fetal
1. Gerakan Janin
Penghitungan gerakan janin sejauh ini merupakan teknik penilaian janin yang paling sederhana dan dapat diterapkan pada sebagian besar kelompok wanita. Penelitian mengkonfirmasi apa yang telah diketahui oleh para ibu dan bidan selama berabad-abad yakni gerakan janin merupakan hal yang membesarkan hati dan berkurangnya gerakan janin secara dramatis merupakan hal yang mengkhawatirkan. Jumlah keseluruhan gerakan yang dibuat oleh janin sangat bervariasi.
Hal yang terpenting adalah berkurangnya pola gerakan janin yang biasa secara mencolok menyebabkan kerisauan sehingga berkurangnya gerakan sangat berkaitan dengan kematian janin. Kematian perinatal akibat kecelakaan tali pusat dan penyebab-penyebab lain tidak dapat sepenuhnya dihindari, tetapi jaman dimana para wanita melaporkan bahwa bayinya tidak bergerak selama 3 minggu mestinya telah berakhir.
Gerakan janin memiliki pengaruh, termasuk waktu, usia kehamilan, keadaan tingkah laku, ibu yang perokok dan penggunaan obat tertentu. Pandangan ibu tentang gerakan janin dapat berkurang mengenai polihidramnion atau oligohidramnion maupun melalui plasenta bagian depan. Meskipun demikian, obesitas ibu tidak berkaitan dengan persepsi ibu tentang gerakan janin. Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18 minggu sedangkan multigravida pada 16 minggu, oleh karena sudah berpengalaman dari kelahiran terdahulu. Gerakan janin kadang-kadang pada kehamilan 20 minggu dapat diraba secara objektif oleh pemeriksa, balotemen dalam uterus dapat diraba pada kehamilan lebih tua. Berkurangnya volume cairan meninggalkan sedikit ruang untuk gerakan tungkai janin, dan karena itu menimbulkan pengurangan dalam persepsi ibu tentang gerakan janin.
Merokok hanya 2 batang telah ditunjukan mengurangi gerakan janin selama 80 menit. Para ibu tidak boleh merokok selama waktu 2 jam sebelum perhitungan gerakan janin.
Banyak metoda penghitungan telah diajukan, tetapi tidak ada yang lebih superior dari yang lain dalam memprediksi hasil gerakan janin. Hal terpenting adalah bahwa wanita harus menyadari bahwa pola gerakan janin yang konsisten merupakan hal yang sangat penting. Mereka harus melaporkan berkurangnya atau berhentinya gerakan janin. Metoda sederhana FMC (Fetal Movement Counting) adalah dengan meminta wanita tersebut meletakkan 10 koin pada meja setiap pagi. Untuk setiap gerakan janin yang dirasakan, dia meletakkan 1 koin ke dalam mangkuk, jika koin-koin tersebut tidak seluruhnya berada dalam mangkuk setelah 2 jam, dia harus menelpon klinik untuk melaporkan berkurangnya gerakan janin. Terdapat banyak cara untuk mendokumentasikan gerakan, tetapi menggunakan satu metoda yang konsisten dengan dokumentasi harian merupakan hal yang penting. Pesan kepada semua wanita harus jelas : gerakan janin dan laporan mereka sangat penting. Perhitungan gerakan janin harus dimulai pada minggu ke-34 sampai 36 minggu usia kehamilan, bagi para wanita yang memiliki resiko ketidakmemadai utero plasenta.
Bagi mereka dengan faktor resiko tinggi, usia kehamilan 28 minggu merupakan waktu yang cukup untuk memulai perhitungan janin. Para wanita sering melaporkan berkurangnya gerakan janin karena mereka tidak merasa adanya aktifitas selama 1 periode, tetapi ,mereka tidak memperhatikan hal-hal tersebut secara cermat. Mintalah kepada wanita tersebut untuk memfokuskan aktifitas janin selama periode 1 jam, lebih baik ketika dia sedang beristirahat dan cukup kenyang. Jika selama 1 jam tersebut wanita ini merasa paling tidak 3 gerakan, maka yang diperlukan hanya perhitungan ulang gerakan janin.
Meskipun demikian, jika ia melaporkan hanya 2 / lebih sedikit gerakan makaharus dilakukan suatu pemeriksaan yang dimaksudkan untuk mengawasi gambaran Denyut Jantung Janin (DJJ) dalam hubungannya dengan aktivitas gerakan janin yang disebut Non Stress Test. Seringkali janin merasa Non Stress Test yang reaktif, mendemonstrasikan aktifitas yang memadai dan kesejahteraan janin, ini dapat merupakan suatu pengalaman belajar yang positif untuk para ibu yang mendorong mereka untuk lebih menyadari sensasi dari gerakan janin dan membuat mereka percaya diri untuk melaporkan gerakan-gerakan kecil yang mungkin sebelum mereka anggap tidak berarti. Bila janin mengalami test yang reaktif, tidak ada indikator untuk membesarkan hati ibu seperti NST non reaktif, jika demikian perlu untuk mengevaluasi dengan cepat resiko kematian janin.
2. Denyut Jantung Janin (DJJ)
Denyut Jantung Janin (DJJ) merupakan tanda pasti dari kehamilan. Nilai dasar denyut jantung janin diatur oleh alat pacu atrial dan diseimbangkan oleh suatu mekanisme saling mempengaruhi antara cabang simpatis (kardioakselerator) dan parasimpatis (deselerator) dari sistem saraf otonom.
Rata-rata DJJ pada kehamilan cukup bulan adalah 140 x/menit. Rentang normalnya 120 hingga 160 x/ menit.
Pada gestasi yang lebih dini DJJ agak lebih tinggi, dengan rata-rata hampir mencapai 160 x/menit pada gestasi 20 minggu (Freeman, Garite, Nageotte,1991 dalam Tucker, 2004), namun berangsur-angsur akan menurun seiring mencapai cukup bulan sebagai akibat dari imaturitas sistem saraf pusat dan dominasi simpatis.
Menghitung DJJ dapat menggunakan alat sederhana seperti stetoscope monoculer / pinard / laenex, atau dengan stetoscope binoculer. Namun lebih canggih dapat menggunakan alat elektronik seperti dopler, USG, dan CTG.
Interpretasi DJJ yang di auskultasi
a. DJJ yang meyakinkan
DJJ dalam rentang denyut jantung normal tanpa fluktuasi yang lebar dari denyut rata-rata (yang didapat diantara kontraksi), biasanya lebih dari 10 menit.
b. DJJ yang meragukan
• Nilai dasar DJJ < 100 x/menit atau > 160 x/menit
• Penurunan DJJ > 30X/menit diikuti suatu kontraksi
• Irama jantung yang tidak teratur



TAKIKARDIA
Definisi : Denyut jantung janin ≥ 160x/menit
Penyebab
Penyebab Mekanisme
1. Hipoksia janin



2. Demam Ibu


3. Obat para simpatolitik(mis., atropin,skopolamin,hidroksizin,[Viastaril,Atarax], fenotiazin.
4. Obat beta-simpatomimetik (mis.,terbutalin dan ritodrin)

5. Obat Terlarang (mis., kokain, metamfetamin.
6. Amnionitis


7. Hipertiriodisme ibu.

8. Anemia janin

9. Gagal jantung janin



10.Aritmia janin
1. Janin berusaha untuk berkompensasi terhadap penurunan aliran darah dengan meningkatkan stimulasi simpatis atau pelepasan epinefrin dari medula adrenal atau keduanya.
2. Mengakselerasi metabolisme miokardium janin; meningkatkan aktivitas kardioakselerasi simpatis sampai dua jam sebelum ibu demam.
3. Menghambat perjalanan parasimpatis sistem saraf otonom.


4. Obat-obat tokolitik ini diberikan untuk mengendalikan persalinan, memiliki efek stimulan jantung yang sama epinefrin.
5. Respon epinefrin /norepinefrin yang menyebabkan peningkatan denyut jantung janin dan ibu.
6. Peningkatan denyut jantung dapat menjadi tanda pertama perkembangan infeksi intrauterus (seperti ruptur membran yang berkepanjangan.
7. Hormon penstimulasi tiroid aksilama (LATS) yang dapat melewati plasenta dan meningkatkan DJJ.
8. DJJ meningkat dalam usaha untuk meningkatkan curah jantung dan perfusi jaringan.
9. Denyut jantung berusaha untuk berkompensasi terhadap kegagalan dengan meningkatkan kecepatan dan curah jantung secara bersamaan ; dapat terjadi sebagai akibat dari takiaritmia.
10. Takiaritmia dan variasi irama sinus normal dapat terjadi; kelainan jantung kongenietaldapat muncul; berlebihannya DJJ 240x/menit tidak dapat diikuti oleh pemantau karena ini melebihi parameter tentang DJJ atau angka dapat setengahnya karena keterbatasan pemantau.

BRADIKARDIA
Definisi : Denyut Jantung Janin ≤ 120x/menit
Penyebab
Penyebab Mekanisme
1. Hipoksia janin lanjut


2. Obat-obatan penyekat betaadrenergik.




3. Anestesi (epidural, spinal, dan pudendal)






4. Hipotensi ibu







5. Kompresi tali pusat yang berkepanjangan.


6. Aritmia jantung janin


7. Hipotermia




8. Lupus eritematosus sistemik ibu



9. Sitomegalovirus (CMV)




10. Hipoglikemia ibu yang berkepanjangan



11. Blok jantung kongenital 1. Aktivitas miokardium menjadi terdepresi dan menurunkan denyut jantung
2. Ruang reseptor epinefrim dalam miokardium yang disekat oleh obat-obatan ini, memungkinkan tonus fogus yang tidak berlawanan dan menurunkan denyut jantung.
3. Bradikardia dapat timbul secara tidak langsung karena suatu mekanisme refleks atau karena hipotensi ibu yang diakibatkan oleh posisi telentang ibu, hidrasi praanestesi yang tidak cukup atau respons blokade simpatis terhadap agens anestesi.
4. Posisi telentang ibu menyebabkan kompresi uterus vena cava, yang mengakibatkan sindrom hipotensi (suatu penurunan curah jantung ibu dan tekanan darah yang menurunkan, yang menurunkan aliran darah uteroplasenta, berakibat dalam penurunan sebagian DJJ).
5. Kompresi tali pusat memicu sensitisasi baroreseptor janin, berakibat dalam stimulasi vagal dan penurunan denyut jantung.
6. DJJ dapat rendah (70 sampai 90 kali permenit) dengan bradiaritmia (\blok jantung lengkap.
7. Hipotermia ibu (dan akhirnya janin) mengurangi metabolisme miokardium, menurunkan kebutuhan oksigen, dan menurunkan denyut jantung
8. Disosiasi atrioventrikular lengkap dikaitkan dengan penyakit jaringan penyambung yang mengakibatkan bradikardia persisten.
9. Defek jantung struktural dapat terjadi dengan infeksi CMV, berakibat terhadap terjadinya blok jantung kongenital yang terlihat sebagai bradikardia janin
10. Hipoglikemia janin sebagian dan ibu dapat menimbulkan hipoksemia dengan suatu depresi aktivitas miokardium dan penurunan denyut jantung.
11. Blok jantung kongenital pada derajat pertama, kedua, atau ketiga dapat mengakibatkan bradikardia. Blok derajat pertama tidak membutuhkan penanganan janin dan belum pernah dilaporkan dalam literatur. Blok jantung lengkap lebih sering dikaitkan dengan penyakit jantung kongenital
Prosedur Menghitung DJJ
1. Lakukan manuver leopold dengan palpasi abdomen untuk menentukan letak punggung janin.
2. Pasang alat pendengar di atas functum maksimum yang biasanya berada di punggung janin.
3. Palpasi arteri radialis ibu untuk membedakan dengan DJJ.
4. Hitung DJJ selama 60 detik diantara kontraksi
5. Auskultasi DJJ selama kontraksi apabila memungkinkan, dan selama 30 detik setelah akhir kontraksi.
6. Ketika terdapat ketidaksesuaian DJJ yang jauh selama kita mendengarkan, lakukan auskultasi lebih lama setelah dan diantara kontraksi.
Keuntungan Auskultasi DJJ (dengan laenex)
• Digunakan secara luas dan mudah
• Non invasif
• Tidak mahal
• Nyaman bagi pasien
• Memberi kebebasan untuk pasien bergerak
• Meningkatkan kontak langsung dengan pasien (sentuhan)
Keterbatasan
• Posisi ibu harus terlentang yang berisiko terjadinya sindrom hipotensi
• Tidak memberikan hasil rekaman yang permanen
• Penghitungan intermitten
• Tidak mengkaji variabelitas DJJ
• Hasil yang meragukan bisa saja terjadi selama periode yang tidak terpantau
• Tidak memungkinkan untuk deteksi dini
Singkatnya, pemantauan DJJ secara auskultasi terbukti efektif asalkan dilakukan secara konsisten oleh seorang yang bertanggung jawab atas seorang pasien sesuai frekuensi yang ditentukan. Dalam ruangan yang sibuk dan memiliki alat pemantau DJJ elektronik continue, metode pemantauan dengan auskultasi tidak selalu menjadi pilihan.
3. Non Stress Test (NST)
a. Pengertian
Non Stress Test (NST) adalah suatu pemeriksaan yang dimaksudkan untuk mengawasi gambaran Denyut Jantung Janin (DJJ) dalam hubungannya dengan aktivitas gerakan janin sehingga disebut juga sebagai pemeriksaan cardiotocografi atau Fetal Activity Acceleration Determination (FAD). Penilaian dilakukan terhadap Frekwensi Dasar, Variabilitas, dan timbulnya akselerasi akibat gerakan janin. Selain itu NST juga dimaksudkan untuk melihat gambaran aktivitas uterus (kontraksi uterus).
b. Indikasi Pemeriksaan
Pada awalnya pemeriksaan hanya dilakukan pada masa inpartu. kemudian ternyata pemeriksaaan ini banyak manfaatnya bila dilakukan pada masa kehamilan, khususnya pada kasus-kasus yang mempunyai resiko mengalami Hipoksia Intrauterina, seperti :
Hipertensi Kronik
Hipertensi akibat kehamilan
Kehamilan Post Term
Diabetes Melitus
Penyakit Paru
Anemia dan kurang gizi
Diduga terdapat IUGR (Intra Uterine Growth Retardation) pada kehamilan ini
Riwayat IUGR pada kehamilan terdahulu
Gerakan janin berkurang
Riwayat lahir mati
c. Teknik Pemeriksaan
1. Tempatkan klien pada posisi miring (kiri atau kanan)
2. Awali pemantauan janin elektronik eksternal ( FHR dan Monitor kontraksi)
3. Identifikasi batas FHR (minimal 3 menit)
4. Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara
1) Menanyakan kepada pasien
2) Melakukan Palpasi abdomen
3) Melihat gerakan tajam pada alat pencatat tokodinamometer.
5. Bila tidak teradapat gerakan janin dalam beberapa menit pemeriksaan, janin dirangsang dengan menggoyangkan bagian kepala janin atau badannya.
6. Perhatikan frekwensi dasar DJJ yang dalam keadaan normal berkisar antara 120-160 permenit.
7. Setiap terjadi gerakan janin, dilakukan pencatatan pada kertas KTG, perhatikan apakah terdapat akselerasi (sedikitnya 10 per menit)
8. Perhatikan variabilitas DJJ, khususnya variabilitas jangka panjang
9. Pemeriksaan sedikitnya dilakukan selama 20 menit.
Catatan : Fetal Event Marker (FEM) tidak diperlukan dalam prosedur NST. Akselerasi FHR berhubungan dengan gerakan janin, dan persepsi maternal terhadap gerakan ini tidak diperlukan.
Kriteria Interpretasi hasil pemeriksaan
1. Reaktif
a. Terdapat gerakan janin sedikitnya 4 kali dalam 20 menit, disertai dengan
akselerasi sedikitnya 15 per menit.
b. Frekwensi dasar DJJ 120 – 160 permenit
c. Variabilitas jangka panjang 6-25 permenit
2. Non – Reaktif
a. Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit pemeriksaan atau tidak terdapat
akselerasi pada saat janin bergerak
b. Frekwensi dasar abnormal (kurang 120 permenit atau lebih 160 permenit)
c. Variabilitas kurang dari 2 permenit

3. Meragukan
a. Gerakan janin kurang dari 4 kali dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi pada saat janin bergerak
b. Frekwensi dasar abnormal
c. Variabilitas 2-6 permenit
Kriteria Interpretasi Non Stress Test
Interpretasi Kriteria
Reaktif Setidak-tidaknya 2 akselerasi laju jantung janin dalam periode 20 menit yang terpisah dari BASELINE selama paling kurang 15 detik dan memiliki laju minimumnya 15denyut permenit
Nonreaktif Pelacakan laju jantung janin yang gagal menunjukan jumlah denyut ysng memadai atau denyut akselerasi laju jantung janin dalam periode 20 menit.
Inkonklusif (Tidak meyakinkan) Pelacakan laju jantung janin tidak dapat diinterpretasikan karena sulit memperoleh pelacakan EFM (Event Fetal Marker) atau pelacakan yang tidak ,meniunjukan BASELINE laju jantung janin.
Sumber : Buku Saku Bidan
CARDIOTOCOGRAFI : diagnosis banding. Denyut Jantung Janin yang Bermakna
KTG Definisi Diagnosa Banding
Frekuensi Basal
Takikardi
Sedang
Berat
Bradikardi
Sedang

Berat 130-160/menit

160-180/menit
> 180/menit

119-100/menit

> 80/menit Normal

Hipoksia Janin
Kelainan jantung

Berhubungan dengan asidosis janin, penurunan tekanan darah ibu karena posisi terlentang (sindrom vena cava)
Osilasi
Saltatorik
Berkurang

Diam 10-25 menit
> 25/menit
5-10/menit

< 5/menit Undulatorik = normal
Berasal dari tali pusat
Janin tidur, hipoksia janin, efek medikasi, tekanan darah rendah
Tidur, hipoksia, akibat manipulasi
Akselerasi
Berhubungan dengan kontraksi
Periodik
Dalam 20 menit, 2 atau >15 denyut/menit selama 15 detik
Hipoksia janin, komplikasi tali pusar
Deselerasi
Dini


Lambat

Bervariasi
Selama kontraksi


Setelah kontraksi mencapai puncak
Kompresi pada kepala janin di segmen bawah rahim, panggul sempit, jarang pada asidosis janin
Insufiensi plasenta, hipotonus maternal, hipoksia janin, asidosis,dsb
Penekanan tali pusat atau tali pusat tertarik
Sumber : Buku Ilmu Kebidanan
4. Amniocentesis
Amniocentesis adalah aspirasi cairan amnion dari kantong amnion untuk pemeriksaan. Dilakukan antara kehamilan 15-17 minggu. Pada midtrimester, tujuannya untuk mengetahui abnormalitas dan chromosom. Nomor dan struktur Chromosom diidentifikasi dengan koryonnya. Selain deteksi chromosom juga untuk menilai kondisi janin dengan ibu Rh (-) amnionits, peningkatan MSAFP (Maternal Serum Alpha-Fetoprotein).
Prosedur
Setelah melakukan identifikasi dengan ultrasonografi terhadap posisi plasenta dan letak anak, tempat fungsi dipilih pada bagian yang berisi cairan dan yang memiliki risiko paling kecil untuk menyebabkan terjadinya trauma pada plasenta dan janin. Dalam keadaan steril, masukkan jarum secara transabdominal dengan mengarah ke ekstrenitas atau di bawah tubuh ke dalam ruang amnion dan disedot 5-10 ml cairan amnion.
Tujuan
• Pada kehamilan muda untuk diagnosis genetik / penyimpangan kromosom
• Pada Trimester III untuk menilai kematangan janin dan diagnostik Fetal Hemolitic Disease karena bRH Incompatibility. Test untuk menilai kematangan paru dilakukan jika persalinan sebelum 38 minggu, dengan menilai ratio lechitin / Sphingomyelin, yaitu lipoprotein yang membentuk surfactan. Surfactan dibutuhkan untuk menjaga tekanan dalam alveoli, mencegah kolap pada alveoli.
• Tes untuk penyakit hemolitic dengan konsertasi bilirubin. Jumlah bilirubin dalam cairan amnion merefleksikan jumlah sel darah merah yang rusak karena antibodi Rh (-).

Hasil
Amniocentesis : Angka Komplikasi
Komplikasi Frekuensi (%) Makna Klinis
Kegagalan fungsi
Pendarahan di dalam cairan amnion
Merangsang terjadinya abortus
Infeksi ibu
Kebocoran cairan sementara
Perdarahan spoting vagina
Transfusi fetomaternal

Persalinan prematur 1
3
<1
0.05-0.1
0.6-3
0.1-1.3
2.5

Tidak ada perubahan Tidak Ada
Minimal
Adanya risiko abortus spontan
Komplikasi serius
Sedikit bermakna
Sedikit bermakna
Pada wanita dengan Rh-positif berikan imunoglobulin Rh

Kegunaan
Manfaat yang paling sering diperoleh dari pemeriksaan tersebut ditemukan pada keadaan berikut :
1. Kehamilan pada wanita yang berusia 35 tahun atau lebih
2. Kehamilan sebelumnya yang menghasilkan kelahiran sebelumnya yang menghasilkan kelahiran anak dengan kromosom abnormal.
3. Abnormalitas kromosom pada salah satu orangtua termasuk carier translokasi yang seimbang, aneuploidi, mosaikisme
4. Sindrom down atau abnormalitas kromosom lainnya diantara anggota keluarga dekat.
5. Pemeriksaan biokimia pada kehamilan dengan risiko kelainan autosom atau resesif terkait-X yang serius
6. Anak atau salah satu orangtua dengan riwayat defek neural-tube atau kadar α-fitoprotein serum yang secara abnormal rendah atau tinggi ketika dilakukan skrining rutin
7. Janin abnormal yang diketahui lewat pemeriksaan sonografi (cara ini tidak selalu dilakukan)
8. Bayi sebelumnya dengan malformasi penting multipel dan belum ada pemeriksaan sitogenetik yang sudah dilakukan (cara ini tidak selalu dilakukan)
9. Penentuan jenis kelamin janin dalam kehamilan dengan risiko kelainan herediter terkait –X yang serius (cara ini lebih baik dilaksanakan menggunakan teknik DNA yang baru untuk mengenali bahan kromosom).
3. Menentukan diagnosa
• Kehamilan normal
Ganbaran : ibu selalu sehat tidak ada riwayat obstetri yang buruk, ukuran uterus sesuai kehamilan, pemeriksaan fisik dan laboratorium normal
• Menetapkan kehamilan dengan masalah khusus
Gambaran : masalah keluarga, kekerasan rumah tangga, kebutuhan finansial
• Menetapkan kehamilan dengan masalah kesehatan yang memerlukan rujukan untuk konsultasi/kerja sama penanganannya
Gambaran : hipertensi, anemia berat, preeklamsi, pertumbuhan janin terhambat (PJT), infeksi saluran kemih, penyakit kelamin.
• Menetapkan kehamilan dengan kondisi kegawatdaruratan yang butuh rujuk segera
Gambaran : perdarahan, eklamsi, KPD, gadar ibu dan bayi.
4. Mengembangkan perencanaan asuhan yang komprehensif
A. Menetapkan kebutuhan tes laboratorium
Pemeriksaan labiratorium awal pada wanita dengan resiko ringan meliputi : golongan darah dan faktor rhesus, Skrining antibodi, hitung darah lengkap atau hematokrit, Rapid Plasma reagin (RPR), dan tes lain untuk mendeteksi sifilis, rubella, HBSag dan HIV juga kultur urine
B. Menetapkan kebutauhan belajar dalam hal ini tentang KIE
C. Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan
Setiap komplikasi yang terkait dengan kehamilan harus diketahui sehingga dapat dilakukan antisipasi terhadap komplikasi berulang. Sebagai contoh kehamilan ektopik cenderung berulang, aborsi spontan akibat kelainan genetik dan kromosom serta keguguran pada trimester kedua akibat serviks tidak kompeten juga dapat berulang. Kondisi lain yang cenderung berulang adalah anomali kongenital, diabetes gestasional, preeklamsia, retardasi pertumbuhan intrauterin, distosia bahu, depresi pascapartum dan perdarahan pasca partum akibat atonia uterus. Apabila kondisi-kondisi ini dilaporkan, sedapat mungkin dapatkan salinan catatan medis.
D. Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga profesional lainnya
a. Menetapkan kehamilan dengan masalah kesehatan yang memerlukan rujukan untuk konsultasi/kerja sama penanganannya
Gambaran : hipertensi, anemia berat, preeklamsi, pertumbuhan janin terhambat (PJT), infeksi saluran kemih, penyakit kelamin.
b. Menetapkan kehamilan dengan kondisi kegawatdaruratan yang butuh rujuk segera
Gambaran : perdarahan, eklamsi, KPD, gadar ibu dan bayi.
E. Menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik atau anticipatory guidance
Ada empat topik penting pada kunjungan awal ialah : tanda dan gejala yang perlu dilaporkan pada tenaga kesehatan, apa yang harus dihindari, apa yang harus dilakukan pada situasi darurat, dan frekuensi kunjungan berikutnya. Walaupun banyak topik lain dapat didiskusikan, uapayakan untuk membatasinya hanya pada topik yang paling penting karena waktu yang tersedia pada kunjungan pertama terbatas.
F. Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS
G. Menetapkan jdwal kunjungan sesuai dengan perkembangan kehamilan
• Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
• Pemeriksaan ulang
 < 28 mg 1 bulan sekali
 28-36 mg 2 minggu sekali
 > 36 mg 1 minggu sekali
• Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu

ASUHAN KEHAMILAN KUNJUNGAN ULANG

1. Evaluasi penemuan masalah yang terjadi dan aspek-aspek yang menonjol pada wanita hamil :
 Nyeri pembesaran payudara
 Rasa kelelahan yang sangat
 Mual dan muntah
 Kenaikan berat badan
 Perubahan uterus
 Perubahan kulit
 Sering BAK
 Sulit tidur
 Sakit pinggang
 Nyeri pada tungkai

2. Mengevaluasi data dasar
 Kaji ulang data yang dikumpulkan apakah telah lengkap dan akurat

3. Mengevaluasi manajemen asuhan
 Dilakukan keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar telah sesuai dengan kebutuhan dalam masalah.

4. Pengkajian data fokus
 Riwayat kehamilan sekarang
Menanyakan pada ibu perasaan kunjungan ini dan menanyakan masalah yang mungkin timbul.
 Pemeriksaan keadaan umum
Emosi dan tanda-tanda vital
 Pemeriksaan fisik
Mengukur tinggi fundus uteri, palpasi abdomen, menghitung DJJ
 Pemeriksaan laboratorium
HB, PP test, albumin, reduksi

5. Perencanaan
Memberikan konseling terhadap ketidaknyamanan normal yang dialami, menanyakan pada ibu kondisi nutrisi, tambahan zat besi dan anti tetanus. Mengajari ibu mengenai :
 Pemberian ASI
 KB
 Latihan olahraga ringan
 Istirahat, nutrisi
 Perkembangan janin



BAHAYA / KOMPLIKASI IBU DAN JANIN
PADA KEHAMILAN MUDA

Pengertian
Bahaya / Komplikasi pada kehamilan muda adalah suatu keadaan kesehatan Ibu hamil yang mengalami gangguan sehingga mengancam keselamatan baik ibu maupun janin yang dikandung yang terjadi pada usia kehamilan muda ( < 22 minggu ).
1. Tanda Bahaya / Komplikasi Ibu Dan Janin Pada Kehamilan Muda
A. Perdarahan pada kehamilan muda ( < 22 minggu ):
• Abortus
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan ( oleh akibat-akibat tertentu ) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan.
Klasifikasi abortus
 Abortus Imminens
Adalah terjadinya perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan, dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan
 Abortus Insipiens
Adalah Terjadinya perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana hasil konsepsi masih berada dalam kavum uteri, kondisi ini menunjukkan proses abortus sedang berlangsung dan akan berlanjut menjadi abortus Inkomplit atau komplit
 Abortus Inkomplit
Adalah terjadinya perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis servikalis.
 Abortus Komplit
Adalah Terjadinya perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan dari kavum uteri

 Abortus Infeksiosa / Abortus Septik
Adalah abortus yang disertai komplikasi infeksi. Adanya penyebaran kuman atau toksin kedalam sirkulasi dan kavum peritoneum dapat menimbulkan septikemia, sepsis atau peritonitis.
 Abortus Habitualis
Adalah abortus spontan yang terjadi 3 ( tiga ) kali atau lebih berturut – turut.
 Missed Abortion
Adalah kematian janin dalam kandungan sebelum 28 minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih .
Diagnosis
Diagnosis Perdarahan pada Kehamilan

Perdarahan
Serviks
Uterus
Gejala / Tanda
Diagnosis

Bercak hingga
Sedang
Tertutup
Sesuai dengan
Usia gestasi
Kram perut bawah
Uterus lunak
Abortus Imminens


Sedikit membesar
Dari normal
Limbung atau pingsan
Nyeri perut bawah
Nyeri goyang portio
Massa adneksa
Cairan bebas intra
abdomen
Kehamilan ektopik
terganggu

Tertutup / terbuka
Lebih kecil dari usia gestasi
Sedikit / tanpa nyeri perut bawah
Riwayat ekspulsi hasil konsepsi
Abortus komplit

Sedang hingga masif/banyak
Terbuka
Sesuai usia kehamilan
Kram atau nyeri perut bawah
Belum terjadi ekspulsi hasil konsepsi
Abortus Insipiens

Kram atau nyeri perut bawah
Ekspulsi sebagian hasil konsepsi
Abortus inkomplit

Terbuka
Lunak dan lebih besar dari usia gestasi
Mual / muntah
Kram perut bawah
Sindroma mirip – preeklamsi
Tak ada janin, keluar jaringan seperti anggur
Abortus mola

Penatalaksanaan
 Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien, termasuk tanda- tanda vital (nadi, tekanan darah, pernafasan, suhu)
 Periksa tanda – tanda syok ( pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik kurang dari 90 mmHg, nadi > 112 kali permenit )
 Jika dicurigai terjadi syok, segera mulai penanganan syok, jika tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi pasien karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk memulai penanganan syok dengan segera.
 Jika pasien dalam keadaan syok , pikirkan kemungkinan kehamilan ektopik terganggu
 Pasang infus dengan jarum infus besar ( 16 G atau lebih besar ), berikan larutan garam fisiologik atau Ringer Laktat dengan tetesan cepat ( 500 ml dalam 2 jam pertama )

Penanganan
 Abortus Imminens
Tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total
Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual
Jika perdarahan :
- Berhenti : Lakukan asuhan antenatal seperti biasa, lakukan penilaian jika perdarahan terjadi lagi
- Terus berlangsung : Nilai kondisi janin ( uji kehamilan atau USG ). Lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain. Perdarahan berlanjut, khususnya jika ditemui uterus yang lebih besar dari yang diharapkan, mungkin menunjukkan kehamilan ganda atau mola

Tidak perlu terapi hormonal ( estrogen dan progestin ) atau tokolitik karena obat – obat ini tidak dapat mencegah abortus.


 Abortus Insipiens
- Lakukan penanganan secara umum
- Lakukan rujukan segera, untuk :
Jika usia kehamilan kurang dari 16 minggu, lakukan evakuasi uterus dengan Aspirasi Vakum Manual ( AVM ), Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan :
- Berikan ergometrin 0,2 mg I.M ( dapat diulang sesudah 15 menit jika perlu ) atau misoprostol 400 mcg per oral ( dapat diulang sesudah 4 jam jika perlu )
- Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus
- Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu :
Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi, kemudian evakuasi sisa-sisa hasil konsepsi jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitoksin dalam 500 ml cairan I.V ( garam fisiologis atau larutan Ringer Laktat ) dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu akspulsi hasil konsepsi.
- Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
 Abortus Inkomplit
Lakukan penanganan secara umum
- Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu,
- Evakuasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum ( ditempat rujukan ) untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks
- Jika perdarahan berhenti Beri ergometrin 0,2 mg I.M atau misoprostol 400 mcg per oral.
- Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan :
 Aspirasi Vakum Manual merupakan metode evakuasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia
 jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg I.M atau misoprostol 400 mcg per oral
 Jika kehamilan lebih dari 16 minggu :
 Berikan infus oksitoksin 20 unit dalam 500 ml caira I.V ( Garam fisiologik atau Ringer Laktat ) dengan kecepatan 40 tetes / menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi
 Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg pervaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi ( maksimal 800 mcg ) evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus
 Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan

 Abortus Komplit
- Tidak perlu evakuasi lagi
- Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak
- Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
- Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg / hari selama 2 minggu, jika anemia berat berikan transfusi darah
- Konseling Asuhan Pasca keguguran dan pemantauan lanjut
 Abortus Mola ( Mola Hidatidosa )
- Lakukan penanganan secara umum
- Rujuk
Penanganan awal ( ditempat rujukan )
- Jika diagnosis kehamilan mola telah ditegakkan, lakukan evakuasi uterus :
- Jika dibutuhkan dilatasi serviks, gunakan blok paraservikal
- Pengosongan dengan Aspirasi Vakum Manual ( AVM ) lebih aman dari kuretase tajam, Resiko perforasi dengan menggunakan kuret tajam cukup tinggi.
- Jika sumber vakum adalah tabung manual, siapkan peralatan AVM minimal 3 set agar dapat digunakan secara bergantian hingga pengosongan kavum uteri selesai.
- Segera lakukan evakuasi jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung berikan infus 10 unit oksitoksin dalam 500 ml cairan I.V. (NaCl atau Ringer Laktat ) dengan kecepatan 40 – 60 tetes permenit ( sebagai tindakan preventif terhadap perdarahan hebat dan efektifitas kontraksi terhadap pengosongan uterus secara cepat ).
Penanganan Selanjutnya
- Pasien dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi hormonal ( apabila masih ingin anak ) atau tubektomi apabila ingin menghentikan fertilitas.
- Lakukan pemantauan setiap 8 minggu selama minimal 1 tahun pascaevakuasi dengan menggunakan tes kehamilan dengan urin karena adanya risiko timbulnya penyakit trofoblas yang menetap atau khoriokarsinoma. Jika tes kehamilan dengan urin tidak negatif setelah 8 minggu atau menjadi positif kembali dalam satu tahun pertama, rujuk ke pusat kesehatan tersier untuk pemantauan dan penanganan lebih lanjut.
 Abortus Infeksius / Septik
- Kasus ini berisiko tinggi untuk terjadi sepsis, apabila fasilitas kesehatan setempat tidak mempunyai fasilitas yang memadai, rujuk pasien ke rumah sakit sebelum merujuk pasien.
- Lakukan restorasi cairan yang hilang dg RL melalui infus dan berikan antibiotik ( mis. Ampisilin 1 g dan metronidazol 500 mg )
- Jka ada riwayat abortus tidak aman, beri ATS dan TT
- Pada fasilitas kesehatan yang lengkap, dengan perlindungan antibiotika derspektrum luas dan upaya stabilisasi hingga kondisi pasien memadai, dapat dilakukan pengosongan uterus sesegera mungkin ( lakukan secara hati-hati karena tingginya kejadian perforasi pada kondisi ini )
 Missed Abortion
- Missed abortion harus ditangani di rumah sakit atas pertimbangan :
- Plasenta dapat melekat sangat erat didinding rahim,shg prosedur evakuasi akan lebih sulit dan risiko perforasi lebih tinggi.
- Pada umumnya kanalis servisis dalam keadaan tertutup shg perlu tindakan dilatasi dengan batang laminaria selama 12 jam .
- Tingginya kejadian komplikasi hipofibrinogenemia yang berlanjut dengan gangguan pembekuan darah.
 Kehamilan Ektopik Terganggu ( KET )
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus, tuba fallopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik ( lebih besar dari 90 % )
Tanda dan gejalanya sangatlah bervariasi bergantung pada pecah atau tidaknya kehamilan tersebut. Alat penting yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kehamilan ektopik yang pecah adalah tes kehamilan dari serum dikombinasi dengan ultrasonografi (USG). Jika diperoleh hasil darah yang tidak membeku, segera mulai penanganan.
- Tanda dan Gejala Kehamilan Ektopik

Kehamilan Ektopik
Kehamilan Ektopik Terganggu

• Gejala kehamilan awal , flek atau perdarahan yang ireguler, mual, pembesaran payudara, perubahan warna pada vagina dan serviks, perlunakan serviks, pembesaran uterus,frekuensi buang air kecil yang meningkat
• Nyeri pada abdomen dan pelvis



* Anamnesa ( Trias KET ) :
@ Terdapat amenore
@ nyeri perut bag.bawah yg mendadak disertai nyeri didaerah bahu dan seluruh abdomen
@ Terdapar perdarahan pervaginam
* Pemeriksaan Fisik :
• Kolaps dan kelelahan
• Denyut nadi cepat dan lemah ( 110 x/menit atau lebih )
• Hipotensi
• Hipovolemia
• Abdomen akut dan nyeri pelvis
• Distensi abdomen
• Nyeri lepas
• Pucat

- Diagnosis banding :
 Abortus imminens ( tersering )
 Penyakit radang panggul baik akut maupun kronis
 Kista Ovarium ( Terpuntir atau ruptur )
 Apendisitis akut
- Penanganan Awal
• Lakukan penanganan Secara umum
• Jika Fasilitas memungkinkan, segera lakukan uji silang darah dan laparatomi, Jangan
menunggu darah sebelum melakukan pembedahan
• Jika fasilitas tidak memungkinkan, segera rujuk ke fasilitas lebih lengkap dengan
memperhatikan hal-hal yang diuraikan pada bagian penilaian awal
• Pada laparatomi, eksplorasi kedua ovaria dan tuba fallopii :
- Jika terjadi kerusakan berat pada tuba, lakukan salpingektomi ( tuba yang berdarah
dan hasil konsepsi dieksisi bersama-sama ), ini merupakan terapi pilihan pada sebagian besar kasus.
- Jika kerusakan pada tuba kecil, lakukan salpingostomi ( hasil konsepsi dikeluarkan,
Tuba dipertahankan ). Hal ini hanya dilakukan jika konservasi kesuburan merupakan hal yang penting untuk ibu tersebut, karena risiko kehamilan ektopik berikutnya cukup tinggi.

B. HYPEREMISIS GRAVIDARUM
 Pengertian
Hiperemisis gravidarum adalah suatu keadaan ibu hamil dengan mual dan muntah yang berlebihan sehingga mengganggu aktifitas kehidupan sehari-hari dan dehidrasi.
 Penyebab
Kejadian hyperemisis gravidarum belum diketahui dengan pasti, tetapi beberapa faktor predisposisi dapat dijabarkan sebagai berikut :
 Faktor daptasi dan hormonal
 Faktor psikologi
 Faktor alergi
 Diagnosa
Menetapkan kejadian hyperemisis gravidarum tidak sukar, dengan menentukan kehamilan, muntah berlebihan sampai menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi


Gambaran gejala hyperemisis Gravidarum secara klinis
Hyperemisis Gravidarum Tk.I Hyperemisis Gravidarum Tk.II Hyperemisis Gravidarum Tk.III
• Muntah berlangsung terus
• Makan berkurang
• Berat Badan menurun
• Kulit dehidrasi- tonus otot melemah
• Nyeri didaerah epigastrium
• Tekanan darah menurun dan nadi meningkat
• Lidah kering
• Mata tampak cekung • Pasien tampak lebih lemah
• Gejala dehidrasi makin tampak,mata cekung,turgor kulit makin kurang,lidah kering dan kotor
• Tensi menurun,nadi meningkat
• BB makin menurun
• Mata ikterik
• Urin berkurang
• Mulai tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi apatis
• Nafas berbau aseton • Muntah berkurang
• KU pasien semakin menurun,tensi turun, nadi meningkat,suhu naik,keadaan dehidrasi makin jelas
• Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterik
• Gangguan kesadaran somnolen sampai koma, komplikasi susunan saraf pusat :nistagmus(perubahanarah bola mata),diplopia (gambar tampak ganda),perubahan mental

 Penatalaksanaan
- Isolasi dan pengobatan psikologis
Dengan melakukan isolasi dapat meringankan wanita hamil karena perubahan suasana dari lingkungan rumah tangga. Petugas dapat memberikan komunikasi, informasi dan edukasi tentang berbagai masalah berkaitan dengan kehamilan
- Pemberian cairan pengganti
Berikan cairan pengganti sehingga keadaan dehidrasi dapat diatasi, cairan pengganti yang diberikan adalah glukosa 5 % sampai 10 % yang berfungsi untuk mengganti cairan dan sebagai sumber energi
- Bila keadan muntah berkurang dan kesadaran membaik, wanita hamil dapat diberikan makan, minum dan mobilisasi
- Obat – obat yang dapat diberikan
 Sedativa ringan ( luminal 30 mg,Valium )
 Anti alergi ( Antihistamin )
 Anti mual-muntah ( mediamer B6 )
 Vitamin ( terutama Vit.B kompleks dan Vit.C )
- Menghentikan kehamilan
Pada beberapa kasus pengobatan hiperemisis Gravidarum tidak berhasil, malah terjadi kemunduran dan keadaan yang semakin menurun sehingga diperlukan pertimbangan untuk melakukan penghentian kehamilan, keadaan tersebut antara lain :
- Gangguan kejiwaan : * Delirium
* Apatis,somnolen sampai koma
* Gangguan jiwa enselopati wernicke
- Gangguan penglihatan: * Perdarahan retina
* Kemunduran penglihatan
- Gangguan faal : * Hati
* Ginjal
* Jantung dan pembuluh darah
* Tekanan darah.

C. NYERI PERUT BAGIAN BAWAH
Nyeri perut bagian bawah pada kehamilan 22 minggu atau kurang, hal ini mungkin salah satu tanda dan gejala dari masalah yang berhubungan dengan organ reproduksi.
 Diagnosis
( Lihat tabel berikut )


Diagnosis nyeri perut pada kehamilan muda

Gejalabdan Tanda selalu ada
Gejala dan Tanda kadang-
Kadang ada
Diagnosa kemungkinan
* Nyeri perut
* Tumor adneksa pd periksa
dalam * Masa tumor di perut
bawah
* Perdarahan pervaginam
Ringan • Kista Ovarium

• Nyeri perut bawah
• Demam
• Nyeri lepas
* Perut
* Anoreksia
* Mual /muntah
* Ilius paralitik
* Lekositosis
* Tumor (- )
* Nyeri diatas McBurney

• Apendisitis

• Disuria
• Sering berkemih
• Nyeri perut
• Nyeri retro /Suprapubik

• Sistitis


• Disuria
• Demam tinggi/meng-
Gigil
• Sering berkemih
• Nyeri perut
• Nyeri retro/supra pubik
• Nyeri pinggang
• Sakit di dada
• Anoreksia
• Mual / muntah
• Pielonepritis akut

• Demam
• Nyeri perut bawah
• Bising usus ( - )
• Nyeri Lepas
• Perut Kembung
• Anoreksia
• Mual / muntah
• Syok
• Peritonitis

• Nyeri perut
• Perdarahan sedikit
• Serviks tertutup
• Uterus sedikit besar
• Uterus Lunak
• Pingsan
• Tumor adneksa nyeri
• Amenore
• Serviks nyeri goyang
• Kehamilan Ektopik

 Penanganan Umum
- Lakukan segera pemeriksaan keadaan umum yang meliputi tanda vital ( nadi, tensi pernafasan, suhu )
- Jika dicurigai syok, mulailah pengobatan, sekalipun gejala syok tidak jelas waspada dan evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.
- Jika ada syok, segera terapi dengan baik
- Apabila fasilitas tidak memadai segera rujuk untuk segera mendapatkan penanganan sesuai kondisi/ diagnosa.





PENDAHULUAN

Terjadinya perubahan pada ibu hamil meliputi perubahan fisik, psikologi, maupun sosial yang bersifat pathologis yaitu keadaan kesehatan ibu hamil yang mengalami gangguan sehingga mengancam kelangsungan kehamilannya. Ada pun masalah sosial yang berhubungan erat dengan kehamilan misalnya : faktor gizi, kemiskinan dan pola hidup. Faktor pendidikan yang rendah menyebabkan kurangnya pengetahuan pada ibu hamil dalam merawat dan mencegah terjadinya komplikasi pada masa kehamilan lanjut. Oleh karena itu, sebagai pelayan petugas kesehatan kita harus terus tingkatkan kegiatan mulai dari promosi, preventif, kuratif, dan rehabilitatif guna menurunkan angka kematian pada ibu dan bayi.

I. MATERI

A. KELUAR CAIRAN PERVAGINAM

Pengertian :
Keluar cairan pervaginam adalah keluarnya cairan berupa air-air dari vagina setelah kehamilan usia 22 minggu, sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm, terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.
Penyebab :
- Ketuban pecah dini belum diketahui
- Faktor pendukung ketuban pecah dini ialah : infeksi genitalia, serviks inkompeten, gameli, hidramnion, kehamilan preterm, disproporsi sefalopelvik.
Tanda dan Gejala :
- Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.
- Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi.
- Janin mudah diraba.
- Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering.
- Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering.
Pemeriksaan Penunjang :
- Pemeriksaan leukosit darah > 15.000 / mm3, bila terjadi infeksi
- Tes lakmus : kertas lakmus merah berubah menjadi biru
- Tes pakis : dengan meneteskan cairan ketuban pada gelas obyek dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan kristal cairan amnion dan gambaran daun pakis
- USG : Menentukan usia kehamilan, indeks cairan amnion berkurang
Komplikasi:
Infeksi, partus preterm, prolaps tali pusat, distosia ( partus kering )
Penanganan :
- Ketuban pecah dini pada kehamilan preterm atau aterm dengan atau tanpa komplikasi harus dirujuk ke Rumah Sakit.
- Jika tidak terdapat infeksi dan kehamilan < 37 minggu :
• Berikan antibiotika untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin, ampisilin 4x500 mg selama 7 hari ditambah eritromisin 250 mg peroral 3 kali per hari selama 7 hari.
• Berikan kortikosteroid kepada ibu untuk memperbaiki kematangan paru janin, betametason 12 mg I.M dalam 2 dosis setiap 12 jam, atau deksametason 6 mg I.M dalam 4 dosis setiap 6 jam.
Catatan : Jangan berikan kortikosteroid jika ada infeksi.
• Lakukan persalinan pada kehamilan 37 minggu.
• Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan preterm.
- Jika tidak terdapat infeksi dan kehamilan > 37 minggu
• Jika ketuban pecah > 18 jam, berikan antibiotika profilaksis untuk mengurangi resiko infeksi streptokokus group B.
• Ampisilin 2 gr I.V setiap 6 jam, atau penisilin G 2 juta unit I.V setiap 6 jam sampai persalinan , jika tidak ada infeksi pasca persalinan hentikan antibiotika.
• Nilai serviks, jika sudah matang lakukan induksi persalinan dengan oksitosin dan jika serviks belum matang, matangkan serviks dengan prostaglandin dan infus oksitosin atau lahirkan dengan seksio sesarea

B. GERAKAN JANIN TIDAK TERASA

Pengertian :
Gerakan janin tidak terasa adalah ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22 minggu atau selama persalinan.
Penyebab :
Gangguan pertumbuhan janin, gawat janin , kelainan bawaan, infeksi, faktor pendukung, stres dan pengaruh obat-obatan.
Tanda dan Gejala :
- Gerakan janin berkurang atau hilang.
- Nyeri perut hilang dan timbul atau menetap.
- Pertumbuhan janin terhenti / ukuran uterus berkurang.
- Denyut jantung janin terhenti.
- Peningkatan berat badan ibu terhenti atau berkurang.
- Payudara mengecil.
- Pada perabaan kepala janin terasa jatuh.
- Hasil USG di dapat tulang tengkorak tumpang tindih setelah beberapa hari kematian dan terjadi perubahan otak menjadi cairan.
Pemeriksaan Penunjang :
USG
Komplikasi :
DIC (Disseminated Intravaskular Coagulation) seperti protombin, fibrinogen untuk pembentukan pembekuan darah.

Penanganan :
Beri dukungan mental emosional kepada pasien dan keluarganya.Yakinkan jika sudah terjadi kematian janin masih dapat lahir pervaginam. Cara persalinan dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspektatif. Perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum keputusan diambil.
- Penanganan aktif dilakukan :
Nilai serviks, jika serviks matang lakukan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin. Jika serviks belum matang, lakukan pematangan serviks dengan prostaglandin atau kateterfoley
- Penanganan ekspektatif :
- Tunggu persalinan spontan sampai 2 minggu
- Yakinkan bahwa 90 % persalinan spontan akan terjadi tanpa komplikasi
- Apabila tidak berhasil dilakukan seksio sesarea ( merupakan alternatif terakhir )

C. NYERI PERUT YANG HEBAT PADA KEHAMILAN LANJUT

Masalah :
Ibu mengeluh nyeri perut pada usia kehamilan lebih dari 22 minggu
Penyebab :
Penyebab belum diketahui dengan pasti, dilihat dari tanda dan gejala kemungkinan bisa menunjukan ke diagnosis solusio plasenta dan ruptura uteri.
Tanda dan Gejala Secara Umum:
Solusio Plasenta :
- Nyeri tekan lokal / menyeluruh pada uterus, nyeri punggung dan kolik
- Uterus tegang / kaku
- Gawat janin tidak adanya denyut jantung janin
- Perdarahan setelah kehamilan 22 minggu (dapat tertahan dalam uterus)
Ruptura Uteri :
- Nyeri perut yang hebat pada perut bagian bawah
- Abdomen terasa lemas
- Gawat janin / tidak adanya denyut jantung janin
- Perdarahan (intra abdomen atau pervaginam)
Pemeriksaan Penunjang :
USG
Penanganan Secara Umum:
- Persalinan pervaginam jika kondisi janin tidak menurun dan kondisi ibu stabil (pada solusio plasenta)
- Dilakukan seksio sesarea pada ruptura uteri
- Pantau TTV
- Pantau DJJ
- Beri O2
- Beri selimut hangat
- Beri infus 2 jalur, jalur transfusi dan jalur cairan elektrolit atau dextrose 5%
- Lapor dokter
- Periksa golongan darah, Hb
- Beri antibiotika dan serum tetanus







TANDA-TANDA DINI BAHAYA/KOMPLIKASI
IBU DAN JANIN MASA KEHAMILAN LANJUT

PENDAHULUAN
Terjadinya perubahan pada ibu hamil meliputi perubahan fisik, psikologi, maupun sosial yang bersifat fisiologis atau biasa terjadi pada kebanyakan ibu hamil atau apakah masalah tersebut bersifat pathologis yaitu keadaan kesehatan ibu hamil yang mengalami gangguan sehingga mengancam kelangsungan kehamilannya dan masalah sosial yang berhubungan dengan kehamilannya.
TUJUAN UMUM :
- Menurunkan angka kematian ibu dan Bayi di Indonesia.
- Strategi Depkes semua antenatal dan sekitar 60% dari seluruh persalinan dilakukan oleh Tenaga kesehatan terlatih (Profesional)
- Lebih cepat menanggulangi gangguan kehamilan dan persalinan sedini mungkin.
- Penyiapan sarana pertolongan gawat darurat /langkah antisipasi terhadap komplikasi yang mungkin mengancam keselamatan ibu.
I. PERDARAHAN PERVAGINAM PADA KEHAMILAN LANJUT
a. Pengertian :
Perdarahan dari jalan lahir setelah kehamilan 22 minggu /24 mgg/28mgg (trimester ketiga) batasan waktu menurut kepustakaan berbeda – beda. Prinsip pada perdarahan pervaginam pikirkan kemungkinan yang lebih bahaya lebih dahulu, yaitu perdarahan dari plasenta.
b Klasifikasinya :
I. PLASENTA PREVIA
Pengertian :
Keadaan letak plasenta yang abnormal,yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir (pada keadaan normal, plasenta terletak dibagian fundus atau segmen atas uterus)
Tujuan:
Bidan mampu mendeteksi dini bahaya/komplikasi ibu dan janinnya pada plasenta previa.
Beberapa macam plasenta previa dan letak rendah :
1. Plasenta previa totalis:
Seluruh pembukaan jalan lahir tertutup jaringan plasenta.
2. Plasenta previa parsialis :
Sebagian pembukaan jalan lahir tertutup jaringan plasenta
3. Plasenta previa marginalis:
Tepi plasenta berada tepat pada tepi pembukaan jalan lahir.
4. Plasenta letak rendah :
Plasenta terletak pada segmen bawah uterus,tetapi tidak sampai menutupi pembukaan jalan lahir.
Penyebab:
- Tidak jelas
- Atrofi desidua akibat perdarahan persalinan sebelumnya.
- Masa tumor dikorpus /segmen atas rahim ,kemungkinan plaseta akan berimplantasi di bawah,tetapi belum jelas hubungannya
Beberapa predisposisi :
- Grande multi
- Primipara tua
- Cacat rahim (operasi myoma,manual plasenta)
- Kelainan uterus
- Riwayat plasenta sebelumnya
- Hiperplasentosis.
Patofisiologi :
- Penanaman plasenta pada SBR sebelum 28 mgg plasenta mengikuti perkembangan Uterus.
- Setelah 28 mgg plasenta sudah tebal tidak dapat mengikuti perkembangan uterus yang begitu pesat,tertinggal akibatnya perdarahan.
Gejalanya /tanda :
1. Perdarahan pervaginam,warna merah segar
2. Bagian terbawah janin belum masuk panggul
3. Atau ada kelainan letak janin.
4. Tidak disertai gejala nyeri (tanda khas plasenta previa)
5. Pada pemeriksaan jalan lahir teraba jaringan plasenta (lunak)
6. Dapat disertai gawat janin sampai kematian janin ,tergantung beratnya.
Pemeriksaan fisik :
- Keadaan umum tergantung banyaknya perdarahan.
- Kepala janin masih melayang diatas atau sering disertai kelainan letak : lintang, sungsang, oblig.
Inspekulo :
- VT tidak diperbolehkan
- untuk mengetahui penyebab lain misalnya:
• Erosi portio
• Ca Cerviks
• Polip serviks
• Varises yang pecah
• Post coital bleeding.
Biasanya darah mengalir dari ostium uteri internum.
Diagnosa pasti :
USG,dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan implantasi plasenta atau jarak tepi plasenta terhadap ostium.
Penatalaksanaan asuhan kebidanannya bila terjadi plasenta previa bila perdarahan:
* Perdarahan sedikit :
- > 37 mgg SC,bila letak rendah atau marginalis ;Induksi atau akselerasi.
- < 37 mgg ,rawat sampai 37 mgg,observasi ketat djj,perdarahan,bedrust total, pemberian kortikosteroid,perhitungkan ada NICU.
* Perdarahan banyak :
- Tanpa memandang usia kehamilan segera SC
- Bila terjadi di bidan praktek mandiri segera rujuk kefasilitas yang memenuhi standar agar angka kematian ibu dan bayi tidak tinggi



Komplikasi terhadap :
Ibu : - Baik bila cepat ditangani: SC
- Bila perdarahan banyak bisa anemia dan syok.
Janin : - Gawat janin sampai dengan kematian janin tergantung beratnya
- Prematur

II. SOLUSIO PLASENTA
Pengertian :
Terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada uterus, sebelum janin dilahirkan, pada usia kehamilan 22 mgg atau BB Janin diatas 500 gram.
Prosesnya :
Dimulai dengan terjadinya perdarahan dalam desidua basalis yang menyebabkan hematoma retroplasenter.vHematoma dapat semakin membesar kearah pinggir plasenta sehingga jika amniohorion sampai terlepas ,perdarahan akan keluar melalui ostium uteri (perdarahan keluar),sebaliknya perdarahan apabila amniokhorion tidak terlepas, perdarahan tertampung didalam uterus (perdarahan tersembunyi).

PERDARAHAN KELUAR PERDARAHAN TERSEMBUNYI
1. Keadaan penderita relatif lebih baik
2. Plasenta terlepas sebagian atau inkomplit.
3. Jarang berhubungan dgn hipertensi 1. Keadaan penderita lebih jelek.
2. Plasenta terlepas luas,uterus tegang /keras.

3. Sering berhuungan dgn hipertesi










Penyebab :
Sampai saat ini belum diketahui dengan jelas.
Kemungkinan:
- Usia lebih dari 35 tahun
- Grande Multi
- PEB
- Tali pusat pendek
- Tekanan Vena Cava Inverior
- Defisiensi Nutrisi
- Trauma Abdomen
- Gemmeli

Gejala dan Tanda
- Perdarahan dengan nyeri intermiten atau menetap
- Warna darah kehitaman dan tidak membeku
- Palpasi uterus tegang dan bagian anak sukar diraba
- Ibu Pucat, sesak nafas, anemia kadang-kadang bisa syok
- Gawat janin/bunyi jantung janin negatif

Tindakan Asuhan Kebidanannya:






















Komplikasi:
- Ibu: * lebih berbahaya dari plasenta previa
* HPP
* Gangguan pembekuan darah
* Oliguria
* Infeksi
* Angka kematian ibu tinggi

- Janin:
* Gawat Janin
* Angka kematian janin/anak pada yang berat 100%
c. Penanganan Umum
- Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat karena perdarahan antepartum merupakan komplikasi yang dapat membahayakan keselamatan ibu.
- Setiap tingkat pelayanan harus dapat mengenali ,melakukan stabilisasi ,merujuk dan menatalaksanan komplikasi pada ibu dan janin sesuai jenjang kemampuan yang ada.
- Setiap kasus perdarahan antepartum memerlukan rawat inap dan penatalaksanaan segera.
- Lakukan restorasi cairan dan darah sesuai dgn keperluan.
- Tegakan diagnosa kerja secara cepat dan akurat karena hal ini sangat mempengaruhi hasil penatalaksanaan perdarahan antepartum.
- Tindakan konservatif dilakukan selama kondisi memungkinkan.
- Kondisi gawat, keselamatan ibu pertimbangan utama
II. SAKIT KEPALA YANG HEBAT
a. Pengertian
Spesme pembuluh darah srteriol otak menyebabkan anemia jaringan otak, perdarahan dan nekrosis sehingga menimbulkan nyeri kepala yang berat. McCall(1953) melaporkan bahwa resistensi pembuluh darah dalam otak pada hipertensi dalam kehamilan lebih meninggi lagi pada eklamsia.
b. Penyebab
Spasme pembuluh darah di jaringan otak.
c. Gejala dan Tanda
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya pre-eklamsia pada terjadinya gejala nyeri di daerah frontal, gangguan pengelihatan, mual keras, nyeri di epigastrium, dan hiperrefleksia. Bila keadaan ini ketidak dikenal dan tidak segera diobati, akan timbul kejang; terutama pada persalinan bahaya ini besar.
d. Tindakan Asuhan Kebidanannya
- Pemberian rasa nyaman dan aman pada pasien.
- Pemberian Oksigen
- Pemberian analgetik
- Observasi tanda-tanda vital pada pasien
- Observasi ketat pada pasien
e. Komplikasi
Komplikasi perdarahan otak. Komplikasi ini merupakan penyebab kamatian maternal penderita eklamsia.
III. PENGLIHATAN KABUR
a. Pengertian :
Spesme arteriol, edema sekitar diskus optikus. Vena tampak lekuk pada persimpangan dengan arteriola. Dapat terlihat edema pada diskus optikus dan retina.
Ablosio retina (lepasnya retina) tetapi komplikasi ini prognosisnya baik, karena retina akan melekat lagi beberapa minggu postpartum.
b. Penyebab
- Lepasnya retina.
- Perubahan aliran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau dalam retina.
c. Gejala dan Tanda
- Edema kelopak mata
- Buta sekonyong-konyong
- Gangguan visual
d. Tindakan Asuhan Kebidanannya
- Pemberian rasa nyaman dan aman pada pasien.
- Observasi tanda-tanda vital pada pasien
- Observasi ketat terhadap pasien
e. Komplikasi
Kelainan mata. Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung sampai seminggu, dapat terjadi. Perdarahan kadang-kadang terjadi pada retina, hal ini merupakan tanda gawat akan terjadinya apopleksia serebri.


IV. BENGKAK PADA WAJAH DAN JARI – JARI TANGAN
a. Pengertian :
• Permeabilitas terhadap protein makin tinggi sehingga terjadi vasasi protein ke jaringan .
• Protein ektravaskuler menarik air dan garam menimbulkan edema.
• Hemokonsentrasi darah yang menyebabkan gangguan fungsi metabolisme tubuh dan trombosis.
b. Penyebab
Perubahan pembuluh darah.
c. Gejala dan Tanda
Bengkak pada muka dan jari-jari tangan bahkan seluruh tubuh.
d. Tindakan Asuhan Kebidanannya
Tidak perlu deuritik, kecuali jika terdapat edema paru, dekompensasi cordis atau gagal ginjal akut.
e. Komplikasi
1. Edema paru-paru. Zuspan (1978) menemukan hanya satu penderita dari 69 kasus eklamsia, hal ini disebabkan karena payah jantung.
2. Kelainan Ginjal. Kelainan ini berupa endoteliosis glomerulus yaitu pembekakan sitoplasma sel endotelial tubulus ginjal tanpa kelainan strukur lainnya. Kelainan lain yang dapat timbul berhubungan dengan solusio plasenta ialah anuria.



















































MATERI TAMBAHAN
Ketiga tanda-tanda dini bahaya/komplikasi ibu dan janin pada kehamilan lanjut seperti sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak di wajah dan jari-jari tangan merupakan bagian dari gejala-gejala pre-eklamsia dan eklamsia yang dapat diuraikan pada penjelasan di bawah ini:
PREEKLAMPSIA
Pengertian
Preeclampsia (pre-e-klam-si-a) atau toxemia, adalah suatu gangguan yang muncul pada masa kehamilan, umumnya terjadi pada usia kehamilan di atas 22 minggu. Gejala-gejala yang umum adalah tingginya tekanan darah, pembengkakan yang tak kunjung sembuh dan tingginya jumlah protein di urin.
Penyebab
 Belumdiketahui
 Diduga implantasi plasenta yang tidak sempurna
Dasar Diagnosis Pre-eklamsia
Kejadian pre-ekslamspia dan ekslamspia sulit dicegah, tetapi diagnosis dini sangat menentukan prognosa janin. Pengawasan hamil sangat penting karena pre-ekslamspia berat dan ekslamspia merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi, terutama di Negara berkembang. Diagnosis ditetapkan dengan dua dari trias pre-ekslamspia yaitu kenaikan berat badan-edema, kenaikan tekanan darah, dan terdapat protein dalam urine (proteinuria).
Klasifikasi Pre-eklamsia
Pre-eklampsia digolongkan pre-eklampsia ringan dan pre-eklamsia berat, gejala dan tanda sebagai berikut:
Preeklampsia ringan
1. Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mm Hg ddengan interval pemeriksaan 6 jam.
2. Tekanan darah diastole 90 atau kenaikan 15 mm Hg dengan interval periksaan 6 jam.
3. Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam satu minggu.
4. proteinuera 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitas plus 1 sampi 2 urin kateter atau urin aliran pertengahan.
Preeklampsia Berat
Bila tanda salah satu di antara gejala ditemukan dalam ibu hamil sudah dapat di golongkan pre-eklampsia berat:
1. Tekanan darah 160/110 mm Hg.
2. Oligouria, urin kurang dari 400 cc/ 24 jam.
3. Proteinuria lebih dari tiga gr/liter
4. Keluhan subjektif:
• Nyeri epigastrium
• Gangguan penglihatan
• Nyeri kepala
• Edema paru dan sianosis
• Gangguan kesadaran
5. Pemeriksaan:
• Kadar enzim meningkat disertai ikterus
• Perdarahan pada retina
• Trombosit kurang dari 100.000/mm
Peningkatan gejala dan tanda preeklampsia berat memberikan petunjuk akan terjadi eklampsia, yang mempunyai prognosa buruk dengan angka kematian maternal dan janin tinggi.
Eklamsia
Konvulsi eklamsia dibagi dalam 4 tingkat :
1. Tingkat awal / aura :
~ Berlangsung kira – kira 30 detik
~ Mata terbuka tanpa melihat.
~Kelopak mata dan tangan bergetar.
~Kepala diputar ke kanan atau kiri
2. Tingkat kejangan tonik :
~ Berlangsung kurang lebih 30 detik
~Otot menjadi kaku.
~ Wajah kelihatan kaku
~Tangan menggenggam
~Kaki membengkok ke dalam.
~Pernafasan berhenti
~Muka menjadi sianotik
~Lidah dapat tergigit
3. Tingkat kejangan klonik:
~ Kejang berlangsung antara 1 – 2 menit
~Spasmus tonik menghilang.
~ Otot semua berkontraksi dan berulang- ulang dlm tempo cepat.
~Mulut membuka dan menutup yang bias menyebabkan lidah tergigit
~Bola mata menonjol.
~Dari mulut keluar ludah yang berbusa.
~Muka sianosis.
~Penderita tidak sadar.
~Kejang klonik hebat bias menyebabkan jatuh
~Kejangan berhenti dan penderita narik nafas secara mendengkur.
4.Tingkat Koma :
~ Lama ketidaksadaran tidak sama,lama kelamaan sadar kembali ,tapi bisa kejang
berulang.
~Selama serangan TD meninggi,nadi cepat,suhu tubuh meningkat sampai 40 derajat
Celsius
Komplikasi :
1. Lidah tergigit.
2. Perlukaan dan fraktura.
3. Gangguan pernafasan.
4. Solusio plasenta.
5. Perdarahan otak.


Penatalaksanaannya:
a. Preeklamsia Ringan :
Kehamilan kurang 37 minggu :
* Jika belum ada perbaikan ,lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan.
- Pantau tekanan darah ,urin ,reflek dan kondisi janin.
- Lebih banyak istirahat
- Konseling pasien dan keluarga ttg tanda – tanda bahaya preklamsia dan eklamsia..
* Jika rawat jalan tidak mungkin rawat di rumah sakit.
Kehamilan lebih 37 minggu :
* Di rumah sakit :
- Servik matang induksi persalinan
- Servik belum matang :folley catheter atau SC.
* Di bidan praktek : Rujuk.
b. Preeklamsia berat /eklamsia :
* Persiapan :
1. Sapa ibu dengan ramah dan sopan
2. Beritahukan pada ibu apa yang akan dikerjakan dan berikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.
3. Dengarkan apa yang disampaikan oleh ibu.
4. Berikan dukungan emosional dan jaminan pelayanan.
* Pengelolaan segera:
1. Mintalah bantuan pada yang lain.
2. Baringkan ibu pada sisi kiri untuk mengurangi resiko aspirasi ludah, muntahan dan darah.
3. Pastikan jalan nafas terbuka: bila tidak bernafas lakukan resusitasi.
4. Berikan oksigen 4-6 liter /menit melalui sungkup atau kanule.
5. Bila ibu kejang :
* Lindungi dari risiko jatuh,ikat tangan dan kaki.
* Isap lendir mulut dan tenggorokan ,sesui kebutuhan, setelah kejang.
6. Pasng infus dengan larutan RL atau glukosa 5 %.
7. Lakukan pemeriksaan pembekuan darah.
* Pengobatan Anti kejang
1. Cuci tangan
2. Beritahu ibu bahwa mau diberikan MgSO4 dan akan merasakan panas.
3. Berikan 4 g MgSO4 (10ml)larutan 40 % IV secara perlahan – lahan selama 5 menit.
4. Segera dilanjutkan dengan 6 gr MgSO4 40 % ( 15 Ml) dalam larutan RL selama 6 jam.
5. Jika kejang berulang setelah 15 menit ,berikan MgSO4(40%)2g IV selama 5 menit
6. MgSO4 1 g / jam.
* Pemberian dosis pemeliharaan Magnesium sulfat
1. Masukkan MgSO4 40 % ( 15 ml)melalui infus RL untuk 6 jam.
2. Awasi : kesadaran ,tensi,nadi,nafas tiap 30 menit
3. Produksi urin tiap 2 jam.
4. Observasi DJJ tiap 30 menit.
5. Bila terjadi henti nafas:
- Bebaskan jalan nafas.
- Berikan kalsium gulkonat 1g (10ml dari larutan 10%) melalui suntikan intravena perlahan-lahan sampai terjadi pernafasan spontan kembali.
* Pemantauan Keracunan Magnesium sulfat
1. Hitung nafas selama satu menit setiap jam
2. Periksa refles patella setiap jam.
3. Pasang kateter menetap dan lakukan pengukuran urin setiap 4 jam.
4. Catat pemberian obat dan temuan dalam catatan medik untuk ibu.